KONSEP ILMU PENDIDIKAN DALAM
PARADIGMA ISLAM
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Ibu Nur Uhbiyati
Disusun oleh :
Sandi Milzam Fortuna 123311037
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
KONSEP
ILMU PENDIDIKAN DALAM PARADIGMA ISLAM
I.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang makalah
Sedemikian luas makna pendidikan islam, sehingga perlu
kiranya ada penjelasan konsep pendidikan islam dan ilmu pendidikan islam
identik mendidik. Sedangkan ilmu pendidikan islam yaitu usaha-usaha proses
penyampaian sesuatu sampai pada batas kesempurnaan yang dilakukan secara tahap
demi tahap, seperti halnya dalam kegiatan pembelajaran yang mendayagunakan berbagai
potensi jiwa dengan ang dijalankan oleh kelompok tertentu agar orang lain
menjadi dewasa dan mencapai tingkat kehidupan yang sempurna.
Untuk
itu dalam makalah kami akan sedikit memaparkan tentang konsep ilmu pendidikan
dan paradigma konsep ilmu pendidikan dalam islam.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Konsep Ilmu Pendidikan ?
b. Apa Tujuan Dari Konsep Pendidikan Islam ?
c. Bagaimana Paradigma Ilmu Pendidikan Dalam Islam ?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui
konsep Ilmu Pendidikan.
2. Mengetahui tujuan dari konsep pendidikan Islam
3. Mengetahui paradigma ilmu pendidikan dalam Islam
4. Mengetahui
manfaat mempelajari dan mendalami Ilmu Pendidikan Islam.
D. Manfaat Makalah
1.
Teoritis
Konsep Pendidikan Islam dapat menjadi fondamen serta
sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam itu dilakukan. Maksudnya,
pelaksanaan pendidikan Islam harus berlandaskan atau bersumber dari Al-Qur’an
dan Hadits.
2.
Praktis
Ilmu Pendidikan Islam haruslah ditunjukan kepada
praktek-praktek perbuatan yang mempengaruhi anak diduknya. Didalam situasi
pendidikan mengarahkan diri pada perwujudan realisasi ide-ide.
Pendidikan merupkan
arah perkembangan yang subjek didik. Arah itulah yang akan dicapai sehingga
jelas sampai di mana perkembangan subjek didik, kebutuhannya, peraannya,
perhatiannya, bahkan lingkungan, Arah ini juga menentukan sikap dan tindakan
pendidikan.
E. Sistematika Penulisan Makalah
Sistematika Penulisan makalah ini terdiri dari
beberapa bagian, yaitu: Bagian pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang,
Rumusan masalah, tujuan makalah, manfaat makalah dan sistematika penulisan
makalah. Bagian kedua, kajian teori atau landasan teori. Bagian ketiga,
Pembahasan yang berisi pengertian konsep ilmu pendidikan, Tujuan konsep
pendidikan dan paradigm ilmu pendidikan dalam islam.
II.
KAJIAN TEORI ATAU LANDASAN TEORI
Dalam islam pendidik ialah mereka yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam islam, orang yang paling
bertanggung jawab tersebut adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Pada
awal nya tugas mendidik adalah murni tugas kedua orang tua, jadi tidak perlu
orang tua mengirimkan anaknya ke sekolah. Akan tetapi, karena perkembangan
pengetahuan, sikap, serta kebutuhan hidup sudah sedemikian luas, dalam dan
rumit, maka orang luar tidak mampu llagi melaksanakan sendiri tugas-tugas mendidik
anaknya.
Demikian pula pendidikan menurut konsep Islam antara
lain berarti mengembangkan, melatih, memfusionalkan serta mengoptimalkan, agar
manusia mampu melaksanakan fungsinya maka diperlukan proses mendidik, dengan
membekali diri dengan ilmu, pengalaman serta keterampilan, yang ketiganya
senantiasa diamalkan serta ditingkatkan terus menerus, dengan dilandasi sikap
iman kepada Allah.
Tujuan dapat
membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat berfokus pada yang
dicita-citakan, dan yang terpenting lagi dapat member penilaian atau evaluasi
pada kegiatan-kegiatan dari uasaha pendidukan. Tujuan pendidikan bukanlah suatu
benda yang berbentuk tetap dan statis,
Tujuan dapat
membatasi ruang gerak usaha, agar kegiatan dapat berfokus pada yang
dicita-citakan, dan yang terpenting lagi dapat member penilaian atau evaluasi
pada kegiatan-kegiatan dari uasaha pendidukan. Tujuan pendidikan bukanlah suatu
benda yang berbentuk tetap dan statis.
III.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Konsep Ilmu Pendidikan
Konsep
Ilmu pendidikan berarti proses penyampaian sesuatu sampai pada batas
kesempurnaan yang dilakukan secara tahap demi tahap, seperti halnya dalam
kegiatan pembelajaran yang mendayagunakan berbagai potensi jiwa dengan identik
mendidik. Ngalim Purwanto misalnya, mengatakan bahwa mendidik ialah memimpin
anak. Pekerjaan mendidik itu sama halnya dengan pekerjaan tukang kebun yang
memelihara tanaman-tanamannya. Perumpamaan tersebut menggambarkan bahwa proses
pembelajaran sekurang-kurangnya terdiri dari guru yang digambarakan seperti petani,
murid yang digambarkan seperti bibit, lingkungan yang digambarkan seperti
ladang, memperlakukan anak didik dengan baik motivasi, mendorong, membimbing,
memberi arahan, menjaga, merawat, dan sebagainya yang digambarkan seperti
petani yang merawat, menyiram dan memberi pupuk tanamannya, memperlakukan anak
didik secara demokratis, alami, tanpa pemaksaan dan sebagainya, yang
digambarkan seperti tukang kebun yang tidak dapat menarik-narik agar phaon
cepat tinggi.
Guru
yang digambarkan seperti tukang kebun tersebut, hendaknya mengetahui sifat,
karakter, watak, dasar dan kecenderungan yang dimiliki perserta didik,
sebagaimana tukan kebun yang baik yang mengetahui persis sifat, karakter,
watak, dasar, dan kecenderungan yang dimiliki tanaman. Yang penting dilakukan
oleh guru adalah menyiapkan berbagai situasi dan kondisi yang memungkinkan anak
peserta didik, yang diibaratkan tanaman itu, tumbuh dengan baik, sehingga
memberi manfaat kepada orang yang menanamnya dan masyarakat sekitarnya.[1]
Demikian
pula pendidikan menurut konsep Islam antara lain berarti mengembangkan,
melatih, memfusionalkan serta mengoptimalkan, agar manusia mampu melaksanakan
fungsinya maka diperlukan proses mendidik, dengan membekali diri dengan ilmu,
pengalaman serta keterampilan, yang ketiganya senantiasa diamalkan serta
ditingkatkan terus menerus, dengan dilandasi sikap iman kepada allah. Dalam
islam pendidik ialah mereka yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak
didik. Dalam islam, orang yang paling bertanggung jawab tersebut adalah orang
tua (ayah dan ibu) anak didik. Pada awal nya tugas mendidik adalah murni tugas
kedua orang tua, jadi tidak perlu orang tua mengirimkan anaknya ke sekolah.
Akan tetapi, karena perkembangan pengetahuan, sikap, serta kebutuhan hidup
sudah sedemikian luas, dalam dan rumit, maka orang luar tidak mampu lagi melaksanakan
sendiri tugas-tugas mendidik anak nya. Selain tidak mampu karena luasnya
perkembangan pengetahuan dan keterampila, mendididk anak dirumah saat ini
sangat tidak ekonomis. Coba bayangkan, seandainya orang tua mendidik anaknya
sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi di rumah,oleh dirinya sendiri,
sekalipun katakanlah orang tua mampu menyelenggarakan itu, apa yang akan
terjadi? Mahal, tidak efisien, dan mungkin juga tidak akan efektif.
Pada
zaman yang telah maju ini semakin banyak tugas orang tua sebagai pendidik yang
diserahkan kepada sekolah. Itu lebih murah, lebih efisien, dan juga lebih
efektif.
Sekalipun
demikian, sekolah dan rumah tangga seharusnya tetap menyadari sejarah
pendidikan tersebut. Kesadaran itu akan mengingatkan orang tua dan sekolah
tentang perlunya dijalani kerjasama sebaik-baiknya antara sekolah dan rumah
tangga. Kerjasama ini dimulai sejak perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pendidikan.[2]
b.
Tujuan
Dari Konsep Pendidikan Islam
Tujuan konsep pendidikan islam yang terkait erat
dengan tujuan penciptaan manusia sebagai kholifah Allah dan Hamba Allah, dalam
rangkaian tujuan pendidikan islam, salah satu pakar pendidikan islam
mengutarakan rincian tujuannya yaitu:
a)
Persiapan
membentuk akhlaq
b)
Persiapan
kehidupan di dunia dan Akhirat
c)
Persiapan
untuk mencari rezeki
Sedangkan menurut AS Syaibany bahwa tujuan konsep
pendidikan islam adalah persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan konsep pendidikan islam yang
utama membentuk pribadi seorang muslim dan muslimat untuk menjadi hamba Allah
yang taat, tunduk dan patuh kepada Allah, selain itu, tujuan pendidikan islam
juga berorientasi kepada perwujudan suatu sikap yang selalu menghadirkan kepada
perwujudan suatu sikap yang menghadirkan Allah sebagai tuhan yang selalu
mengawasi makhluknya, dan didalam tujuan sebagai suatu yang akan dicapai oleh
seorang manusia ialah perubahan dan tingkah laku, sikap dan kepribadian yang
bagaimana yang diharapkan setelah mengalami pendidikan. Yang menjadi masalah
ialah sifat dan tanda perubahan itu. Misalnya tanda-tanda orang yang taat
beribadah dan bertaqwa.
Tujuan merupakan sasaran, arah, yang hendak dituju,
dicapai dan sekaligus menjadi pedoman yang memberi arah bagi segala aktivitas
dan kegiatan pendidikan yang sudah dilakukan. Dengan kata lain, tujuan
merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang
akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan.
Tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar
kegiatan dapat berfokus pada yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi
dapat member penilaian atau evaluasi pada kegiatan-kegiatan dari uasaha
pendidukan. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis,
namun ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, mencakup
seluruh aspek kehidupan. Sehingga al-Abrasy berpendapat melalui syairnya:’’
setiap sesuatu mempunyai tujuan dan konsep yang diusahakan untuk dicapai,
seseorang bebas menjadikan pencapaian tujuan pada taraf yang paling tinggi.
Pendidikan ditinjau dari pertahapan tujuan, tujuan
pendidikan ini merupakan tujuan khusus. Tetapi ditinjau dari kepentingan suatu
bangsa dan Negara, tujuan pendidikan ini merupakan tujuan umum karena memang
masih sangat umum dan pencapaiannya menjadi tanggung jawab semua lingkungan
pendidikan (sekolah, keluarga dan masyarakat), secara bersama dan dihindarkan
dari berbagai kesenjangan. Karena masih bersifat umum maka masih diperlikan
penjabaran lebih khusus bagi sesuai dengan tujuan masing-masing institusi
pendidikan.
Disini diberikan contoh rumusan umum pendidikan islam
bagi Negara atau bangsa yang mayortas penduduknya beragama islam, Tujuan
pendidikan modern Bangsa Arab. Suatu artikel berjudul “ The Covenant of Arab
Cultural Unity, menyebutkan tujuan dari konsep pendidikan islam ialah
pembentukan generasi bangsa-bangsa Arab yang beriman kepada Tuhan.[3]
c.
Paradigma
Ilmu Pendidikan Dalam Islam
Menurut Hasan Langgulung pendidikan islam bisa
mencakup segala macam pengetahuan manusia. Pendidikan ini juga bisa berarti
usaha mencari ilmu, memberi ilmu atau mengajarkan ilmu. Bisa berarti seni
seperti music dan bisa juga berarti ilmu (science) seperti kmia. Bisa mencakup
segala aktifitas manusia yang bersangkutan dengan budaya dan peradapan, tetapi
bisa sangat sempit yang hanya mencakup satu disiplin ilmu yang di sebut ilmu
pendidikan, salah satu cabang pengetahuan yang termasuk bidang kemanusiaan.[4]
Sedemikian luas makna pendidikan islam, sehingga perlu
kiranya ada klarifikasi konsep
pendidikan islam dan ilmu pendidikan islam. Noeng Muhadjir menjelaskan,
membangun paradikma pendidikan islam adalah dalam makna membangun system ilmu
pengetahuan yang islami, yang dipakai untuk menyajikan pengetahuan, ilmu dan
teknologi dan pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi sedangkan ilmu
pendidikan islam adalah disiplin ilmu pendidikan yang diorientasikan pada
nilai-nilai moral islam. Ilmu pendidikan islam, oleh muhadjir, sebagai tawaran
alternative yang unggul kompetitip terhadap disiplin ilmu pendidikan yang
menggunakan landasan moral lain.[5]
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan,
bahwa ilmu pendidikan islam itu merupakan paradigm ilmu pengetahuan atau
disiplin yang membahasan masalah-masalah pendidikan berdasarkan pada manfaat
untuk memperoleh gambaran tentang pola berfikir dan berbuat dalam pelaksaan
pendidikan islam. Ia merupakan kerangka berpikir teordisiplinitis yang
mengandung konsep-konsep operasionalnya di masyarakat. Suatu kawasan studi
dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu disiplin ilmu, bila dipenuhi
setidaknya tiga syarat, yaitu: memiliki obyek studi yang disiplin, memiliki
struktur atau sistematika yang juga disiplin, dan memiliki metodologi
pengembangan.
Pendidikan Islam sebagai paradigm ilmu, menurut
penulis, memiliki kerangka keilmuan yang tidak berbeda dengan yang dimiliki
oleh pendidikan pada umunya. Ilmu pendidikan islam teori-teorinya mengandung
pandangan dengan teori-teori dalam ilmu pendidikan islam, terutama yang
menyakut anak didik, pendidik, alat-alat dan lingkungan serta cita-cita.
Sehingga jelas Nampak bahwa dalam teori pendidukan islam terkandung nilai-nilai
ilmiah yang abash dalam dunia ilmu pengetahuan khususnya dunia ilmu pendidikan.
Tujuan dapat membatasi ruang gerak usaha, agar
kegiatan dapat berfokus pada yang dicita-citakan, dan yang terpenting lagi
dapat member penilaian atau evaluasi pada kegiatan-kegiatan dari uasaha
pendidukan. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan
statis, Berkorelasi dengan ilmu pendidikan islam, langgarakat, dan interaksi
antara individu dan masyarakatulung berpendapat, bahwa ada perbedaan besar
antara sains pendidikan dan menghendaki penciptaan satu model khas yang akan
memenuhi keperluan khas dalam sains pendidikan.
Sedangkan dari sisi subtansi pendidikan sebagai ilmu,
langgulung mengkaji dari tiga sisi yaitu dari individu, masyarakat, dan
interaksi antara individu dan masyarakat.[6]
IV.
ANALISIS
Pada dasarnya tujuan dan konsep pendidikan islam
sejalan dengan tujuan misi islam itu sendiri, yaitu mempertinggio nilai-nilai
akhlaq hingga mencapai akhlaq al-karimah. Selain itu, ada dua sasaran pokok yang dicapai oleh
pendidikan islam tadi, kebahagiaan dunia dan kesejahteraan akhirat, memuat dua
sisi penting. Dan ini dipandang sebagai nilai lebih pendidikan islam
dibandingkan pendidkan lain secara umum.
Pendidikan
memberikan pemahaman ajaran-ajaran islam pada peserta didik yang membentuk
keseluruhan budi pekerti sebagaimana misi rasulullah sebagai pengemban perintah
menyempurnakan akhlaq manusia.
V.
KESIMPULAN
Konsep Ilmu pendidikan berarti proses penyampaian
sesuatu sampai pada batas kesempurnaan yang dilakukan secara tahap demi tahap,
seperti halnya dalam kegiatan pembelajaran yang mendayagunakan berbagai potensi
jiwa dengan identik mendidik. Ngalim Purwanto misalnya, mengatakan bahwa
mendidik ialah memimpin anak. Pekerjaan mendidik itu sama halnya dengan
pekerjaan tukang kebun yang memelihara tanaman-tanamannya. Tujuan konsep pendidikan islam yang terkait erat
dengan tujuan penciptaan manusia sebagai kholifah Allah dan Hamba Allah, dalam
rangkaian tujuan pendidikan islam, salah satu pakar pendidikan islam
mengutarakan rincian tujuannya yaitu:
a)
Persiapan
membentuk akhlaq
b)
Persiapan
kehidupan di dunia dan akhirat
c)
Persiapan
untuk mencari rizki
Menurut Hasan
Langgulung pendidikan islam bisa mencakup segala macam pengetahuan manusia.
Pendidikan ini juga bisa berarti usaha mencari ilmu, member ilmu atau
mengajarkan ilmu. Bisa berarti seni seperti music dan bisa juga berarti ilmu
(science) seperti kmia. Bisa mencakup segala aktifitas manusia yang
bersangkutan dengan budaya dan peradap am an, tetapi bisa sangat sempit yang hanya mencakup satu
disiplin ilmu yang di sebut ilmu pendidikan, salah satu cabang pengetahuan yang
termasuk bidang kemanusiaan.
VI.
PENUTUP
A.
Saran
Karena pendidikan saat sekarang sudah berkembang dan
sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem kurikulum yang di
setiap anak harus mampu mencapai target nilai standar. Untuk itu kita kembali
melihat bagaimana pendidikan yang di ajarkan oleh rasul dalam islam agar kita
bisa menerapkannya tapi tanpa harus menghilangkan sistim pendidikan sekarang.
Namun sebaiknya sistim pendidikan yang saat ini adadan berlaku harus mampu
menyesuaikan dengan daya tangkap anak didik yang berlandaskan
dengan konsep islam.
B.
Penutup
Demikianlah makalah ini dibuat, kami menyadari dalam
penulisan makalah ini banyak sekali kesalan dan kekurangan, untuk itu kritik
dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk perbaikan pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jamali, Muhammad Fadil. Filsafat Pendidikan dalam Al-Quran ( Surabaya : Bina Ilmu, 1986 )
Junaedi, Mahfud. Ilmu Pendidikan Islam Filsafat Dan Pengembangan. ( Semarang : Media
Group, 2010 )
Langgulang, Hasan. Asas-Asas Pendidikan Islam ( Jakarta : Pustaka al-Husan, 1988 )
Muhadjir, Noeng. Pendidikan islam Untuk Masa Depan
Kemanusiaan, ( Jakarta : Juranal Ilmiah Pendidikan Islam Lektur, 1996 )
Nata, Abuddin. Persepektif
Islam Tentang Strategi Pembelajaran. ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011 )
Sudiyono, H. M. Ilmu Pendidikan Islam
( Jakarta
: PT.
Rineka Cipta, 2009 )
[1]Prof. Dr. H. Abuddin nata, M.a. Persepektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran.(jakarta:kencana prenada media
group. 2011) hal 122-133
[3] Dr.
Muhammad Fadil Al-Jamali, Filsafat
Pendidikan dalam Al-Quran (Surabaya: Bina Ilmu, 1986) hlm.3
[5] Noeng
Muhadjir, Pendidikan islam Untuk Masa depan kemanusiaan, ( Juranal
Ilmiah Pendidikan Islam Lektur, 1996)
hlm.
134
[6] Mahfud
Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam
Filsafat Dan Pengembangan, (Semarang Media Group,2010), hlm 136-137
Tidak ada komentar:
Posting Komentar