MODEL KEPEMIMPINAN
VISIONER
Di susun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah : Kepemimpinan
Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Wahyudi, M.Pd
Disusun Oleh :
Sandi
Milzam Fortuna (123311037)
KEPENDIDIKAN
ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Kepemimpinan
adalah hal penting dalam organisasi. Sebagaimana dikatakan Rasulullah saw
“apabila keluar tiga orang dalam suatu perjalanan,
hendaknya salah seorang mereka itu dijadikan pemimpin”.Seorang pemimpin ketika
melaksanakan kepemimpinannya harus memiliki visi untuk mencapai tujuannya.
Keberadaan
visi sangat penting bagi organisasi yang ingin mewujudkan organisasi yang
efektif dan kompetitif.Kekuatan kepemimpinan menghasilkan berbagai kebijakan
dan operasionalisasi kerja yang diimbangi oleh visi organisasi.Sebuah
organisasi yang ingin maju dan kompetitif harus mempunyai visi yang jelas,
dipahami oleh semua anggota organisasi baik jajaran manajemen sampai keamanan,
bahkan sampai bagian kebersihan sekalipun.
Sebuah
visi memiliki gambaran yang jelas, menawarkan suatu cara yang inovatif untuk
memperbaiki, mendorong adanya tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan untuk
mewujudkan perubahan yang lebih baik. Gagasan visi muncul dari pimpinan, karena
visi merupakan atribut kepemimpinan suatu lembaga yang memberikan arah dan
tujuan lembaga dalam jangka panjang.
Visi
pemimpin mengimplikasikan pemahaman tentang masa lalu dan masa dating, dan
lebih penting lagi visi menawarkan arah dan peta ke masa depan dan menjadi
panduan atau petunjuk bagi seluruh anggota organisasi dalam mencapai tujuan.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apa
yang dimaksud dengan visi?
B. Seberapa
penting visi dalam dunia pendidikan?
C. Bagaimana
karakteristik kepemimpinan visioner?
D. Bagaimana
langkah-langkah kepemimpinan visioner?
E. Apa
peran kepemimpinan visioner?
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Visi
Visi
adalah gambaran masa datang yang lebih baik, mendekati harapan, atraktif, dan realistis.
Visi menunjukkan arah pergerakan organisasi dari posisinya sekarang ke masa
yang akan dating. Visi merupakan jembatan antara masa kini dan masa dating,
sehingga perumusannya harus didasarkan pada karakteristik yang mapan.
Sebuah
visi memiliki gambaran yang jelas, menawarkan suatu cara yang inovatif untuk
memperbaiki, mendorong adanya tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan untuk
mewujudkan perubahan yang lebih baik. Sebagaimana dikemukakan oleh Gaffarbahwa
visi adalah daya pandang yang jauh, mendalam dan luas yang merupakan daya pikir
abstrak yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos segala
batas-batas fisik, waktu, dan tempat.Gagasan visi muncul dari pimpinan, karena
visi merupakan atribut kepemimpinan suatu lembaga yang memberikan arah dan
tujuan lembaga dalam jangka panjang.
Visi
adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik bagi organisasi.
Visi merupakan pernyataan tujuan organisasi, sebuah masa depan organisasi yang
lebih baik, lebih berhasil, karena itu visi merupakan kunci atribut pemimpin
dan pembuat kebijakan. Visi terbentuk dan tumbuh berkembang sebagai hasil daya
fikir dan hasil dinamika proses psikologi seseorang atau sekelompok orang,
manajer, pemimpin formal maupun informal atau perorangan yang memiliki
kemampuan berfikir konseptual untuk melahirkan, membentuk, dan mengembangkan
visi. Dengan demikian, visi adalah suatu gambaran masa depan mengenai keadaan
organisasi yang dicita-citakan yaitu organisasi yang lebih baik, inovatif,
kompetitif, dan mampu mengubah lingkungan.[1]
B.
Pentingnya
Visi dalam Dunia Pendidikan
Kepemimpinan
memiliki kedudukan yang menentukan dalam organisasi.Pemimpin yang melaksanakan
kepemimpinannya secara efektif dapat menggerakkan orang/personel ke ararh
tujuan yang dicita-citakan, sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya
sebagai figur, tidak memiliki pengaruh, kepemimpinannya dapat mengakibatkan
lemahnya kinerja organisasi, yang pada akhirnya dapat menciptakan keterpurukan.
Kepemimpinan
begitu kuat memengaruhi kinerja organisasi sehingga rasional apabila
keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan karena kinerja kepemimpinan
yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan juga tidak membuat
strategi pendidkan yang adaptif terhadap perubahan.Tilaar mengungkapkan bahwa
keterpurukan bidang pendidkan nasional adalah salah satunya disebabkan karena
belum adanya visi strategis yang menempatkan pendidikan sebagai Leading Sector.Hal ini memberikan makna
betapa kuatnya visi pendidikan memengaruhi kinerja pendidikan.Visi menjadi Trigger semangat meraih kemenangan
pendidikan.Visi dapat mengisi kehampaan, membangkitkan semangat, menimbulkan
kinerja, bahkan mewujudkan prestasi pendidikan, apalagi ditengah-tengah
tuntutan kemandirian berpikir dan bertindak.[2]
C.
Karakteristik
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan
visioner adalah kemampuan pemimpinuntuk menciptakan dan megartikulasikan suatu
visi yang realistik, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi suatu
organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat.
Kepemimpinan
visioner dapat diartikan sebagai kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan,
mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau
sebagai hasil interaksi social diantara anggota organisasi dan stakeholders
yang diyakini sebagai cita-cita organisasi dimasa depan yang harus dicapai
melalui komitmen semua personil.
Dengan
demikian kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin untuk mencetuskan idea
tau gagasan suatu visi selanjutnya melalui dialog yang kritis dengan unsure
pimpinan lainnya merumuskan masa depan organisasi yang dicita-citakan yang
harus dicapai memalui komitmen samua anggota organisasi melalui proses
sosialisasi, transformasi, implementasi gagasan-gagasan ideal oleh pemimpin
organisasi.
Setelah
visi teridentifikasi dan ditentukan, maka pemimpin harus mampu memperagakan
visi agar dapat dilaksanakan. Keterampilan yang diperlukan berkaitan dengan
efektifitas dalam peran visioner sebagaimana dikemukakan oleh Robbins adalah
sebagai berikut:
1. Kemampuan
untuk menjelaskan kepada orang lain
Pemimpin
perlu menjelaskan visi dilihat dari segi tindakan-tindakan yang dituntut dan
sasaran-sasaran memulai komunikasi lisan dan tertulis yang jelas.
2. Mampu
mengungkapkan visi melalui perilaku pemimpin
Ini
berarti perilaku pemimpin yang secara berkesinambungan mendorong pencapaian
misi.Sebagai contoh seorang pemimpin yang terjun menangani urusan bawahan bila
diperlukan agar masyarakat mendapat pelayanan yang memuaskan.
3. Mampu
memperluas visi kepada konteks kepemimpinan yang lebih luas
Ini
berarti kemampuan untuk mengurutkan aktivitas-aktivitas sehingga visi dapat
diterapkan pada berbagai situasi pekerjaan pada suatu organisasi.[3]
D.
Langkah-langkah
Kepemimpinan Visioner
Adapun
langkah-langkah dalam menciptakan kepemimpinan visioner adalah sebagai berikut:
1. Penciptaan
visi
Visi tercipta dari kreativitas pikir pemimpin
sebagai refleksi profesionalisme dengan pengalaman pribadi atau sebagai hasil
elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/personel lain. Yaitu berupa
ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan
bersama. Pemimpin sebagai pencipta visi berarti mampu memikirkan secara kreatif
masa depan organisasi.
Dua
tahapan dalam penciptaan visi, yaitu:
a) Trend Watching,
adalah kemampuan tingkat tinggi untuk dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi di masa depan melalui kepawaiannya dalam bidang yang digeluti
serta kepekaan terhadap signal-signal alam dan perubahannya. Melalui Trend Watching pimpinan dapat mendeteksi
arah perubahan di masa yang akan datang dan berbagai peluang yang tersembunyi.
b) Envisioning, adalah
kemampuan pimpinan untuk merumuskan visi berdasarkan hasil pengamatan trend perubahan yang akan terjadi di
masa yang akan datang. Envisioning merupakan
kemampuan kita untuk menggambarkan sesuatu yang akan kita ciptakan yang belum
pernah ada sebelumnya, dan kemampuan untuk menggambarkan kondisi baru yang
belum pernah kita alami sebelumnya.
2. Perumusan
visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumusan visi
adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personel dalam
mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengolaborasi informasi, cita-cita
atau gagasan personel lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga
menghasilkan kristalisasi visi organisasi.Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas.
Terbentuknya visi melalui proses partisipasi dan musyawarah antar anggota
kelompok.
3. Transformasi
visi
Transformasi visi merupakan kemampuan membengun
kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai upaya shared vision pada stake holders sehingga
diperoleh sense of belonging dan sense of owmership.
Sanusi mengungkapkan bahwa kita bukan saja perlu
mengadakan introspeksi melainkan terutama mencoba mengadakan penyesuaian, lalu
meluruskan, menjernihkan, dan mengembangkan visi kita masing-masing dan visi
kita bersama (shared vision) mengenai
penyelanggaraan pendidikan.Visi mesti ditransformasikan dengan melakukan upaya
berbagai visi dan diharapkan menjadi terjadi difusi visi dan menimbulkan
komitmen seluruh personel.Dalam upaya transformasi visi, kadang juga terjadi
kegagalan karena beberapa masalah dari visi.
Sebab
kegagalan visi organisasi adalah sebagai berikut:
a) Kerancuan
visi dan misi.
b) Secara
intrinsik visi dan misi tidak betul-betul didambakan.
c) Visi
dan misi tidak mencerminkan penderitaan dan harapan.
d) Visi
dan misi tidak diyakini dapat dicapai.
e) Visi
dan misi tidak fleksibel.
f) Visi
dan misi tidak didukung oleh strategi organisasi dan system manajemen yang
tepat.
4. Implementasi
visi
Implementasi visi merupakan kemampuan pemimpin dalam
menjabarkan dan menerjemahkan visi kedalam tindakan.
Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner.
Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan
secara komprehensif. Sinamo mengungkapkan peran visi, misi, dan nilai sebagai berikut:
a) Visi
dan misi harus dirumuskan dengan mengandung sisi intelektual dan emosional
secara seimbang.
b) Visi
dan misi harus didukung secara serasi dan sepadan oleh nilai-nilai dasar yang
menjadi panduan perilaku yang konsisten menuju visi dan misi tersebut.
c) Visi
dan misi harus didukung oleh strategi organisasi dan system manajemen yang
serasi dan sepadan.
Ketiga komponen di atas membentuk irisan
yang dapat kita sebut sebagai budaya kerja, antara lain mengandung etos kerja
yang seyogianya akan serasi dan sepadan dengan ketiga komponen pembentuknya.[4]
E.
Peran
Kepemimpinan Visioner
Visi
harus diwujudkan dalam kerja pemimpin, kepemimpinan yang bervisi mempunyai
peran sabagai berikut:
1. Penentu
Arah
Pemimpin yang memiliki visi berperan sebagai penentu
arah organisasi.Di saat organisasi sedang menemui kebingungan menghadapi
perubahan-perubahan dan struktur baru baru, visionary
leadership tampil sebagai pelopor yang menentukan arah arah yang dituju
melalui pikiran-pikiran rasional dan cerdas tentang sasaran-sasaran yang akan
dituju dan mengarahkan perilaku-perilaku bergerak maju kearah yang diinginkan.
Secara bersama-sama, visionary leadership menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang
dapat ditempuh, jalan-jalan atau teknik maupun metode serta sumber daya
terpilih apa yang dapat digunakan untuk meraih kemajuan di masa depan.
Peran kepemimpinan visioner adalah untuk membimbing
konstituen dalam menetapkan arah yang harus dituju dalam mengimplementasikan
visi sekolah.
2. Agen
Perubahan
Visionary
leadership berperan sebagai agen
perubahan.Pemimpin bertanggung jawab untuk merangsang perubahan di lingkungan
internal. Pemimpin akan merasa tidak nyaman dengan situasi organisasi, ia
memimpikan kesuksesan organisasi melalui gebrakan-gebrakan baru yang memicu
perubahan kinerja dan menerima tantangan-tantangan dengan menerjemahkannya ke
dalam agenda-agenda kerja yang jelas dan rasional.
Peran
kepemimpinan yang memiliki visi ialah menjadi pelopor inovasi dan menjadi trigger bagi berbagai perubahan yang
terjadi kea rah yang lebih baik dalam mengimplementasikan visi.
3. Juru
Bicara
Visionary
leadership berperan sebagai juru bicara.
Seorang pemimpin tidak saja memiliki kemampuan meyakinkan orang dalam kelompok
internal, tetapi lebih jauhnya adalah bagaimana pemimpin dapat akses pada dunia
luar, memperkenalkan, dan mensosialisasikan keunggulan-keunggulan dan visi
organisasinya yang berimplikasi pada kemajuan organisasi.
Seorang visionaru
leadership adalah seorang negosiator utama dan ulung dalam berubungan
dengan organisasi lain atau herarki yang lebih tinggi. Kemampuan berbicaranya
yang disertai dengan keyakinan akan logika-logika rasional bahwa visi
organisasi menarik, bermanfaat, dan menyenangkan menjadi ia seorang negosiator
yang ulung.
Peran visionary
leadership adalah menyampaikan pokok-pokok pikiran, gagasan, dan tulisan
sehingga mampu berkomunikasi secara empatik dalam membangun komitmen dan
penyampai berbagai kepentingan yang berhubungan dengan implementasi visi.
4. Pelatih
Visionary
leadership berperan sebagai pelatih.Sebagai
pelatih dituntut kesabaran dan suri tauladan.
Sebagai pelatih yang efektif harus nanpu
berkomunikasi, mensosialisasikan, sekaligus bekerja sama dengan orang-orang
untuk membangun, mempertahankan, dan mengembangan visi yang dianutnya, budaya
yang harus diciptakan, perilaku yang harus ditampilkan organisasi, dan bagaiman
cara cara-cara merealisasikan visi kedalam budaya dan perilaku organisasi. Ini
semua menuntut pemimpin sebagai pakar/ahli yang bertugas sebagai pelatih yang
dapat menularkan kemampuan kepada orang lain.
Peran kepemimpinan visioner adalah untuk memberikan
contoh atau cara kerja strategis dalam mengimplementasikan visi.[5]
IV. KESIMPULAN
Visi
adalah gambaran masa dating yang lebih baik, mendekati harapan, atraktif, dan
realistis. Visi menunjukkan arah pergerakan organisasi dari posisinya sekarang
ke masa yang akan dating. Visi merupakan jembatan antara masa kini dan masa
dating, sehingga perumusannya harus didasarkan pada karakteristik yang mapan.
Keterpurukan
bidang pendidkan nasional adalah salah satunya disebabkan karena belum adanya
visi strategis yang menempatkan pendidikan sebagai Leading Sector.Hal ini memberikan makna betapa kuatnya visi
pendidikan memengaruhi kinerja pendidikan.
Kepemimpinan visioner memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Mampu
untuk menjelaskan kepada orang lain mengenai visinya
2. Mmpu
mengungkapkan visi melalui perilakunya
3. Mampu
memperluas visi kepada konteks kepemimpinan yang lebih luas
Adapun
langkah-langkah dalam menciptakan kepemimpinan visioner adalah sebagai berikut:
1. Penciptaan
visi
2. Perumusan
visi
3. Transformasi
visi
4. Implementasi
visi
Peran
kepemimpinan visioner ada 4, yaitu:
1. Penentu
Arah
2. Agen
Perubahan
3. Juru
Bicara
4. Pelatih
V.
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat
memberikan banyak pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami dari
pemakalah mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon
kritik dan saran yang membangundemi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
[1] Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi
Pembelajar (Learning Organization), (Alfabeta, 2012) hal.19-20
[2] Aan komariah dan cepi
triatna, Visionary Leadership Menuju
Sekolah Efektif,(Jakarta: Bumi Aksara,2004) hal.81
[3] Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi
Pembelajar (Learning Organization)……….. hal.24-25
[4] Aan komariah dan cepi
triatna, Visionary Leadership Menuju
Sekolah Efektif,………………………. Hal.91-92
[5] Aan komariah dan cepi
triatna, Visionary Leadership Menuju
Sekolah Efektif,……………………….Hal.93-94
DAFTAR PUSTAKA
Aan komariah dan cepi
triatna, 2004, Visionary Leadership
Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara
Wahyudi, 2012, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi
Pembelajar (Learning Organization), Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar