Rabu, 10 Juni 2015

MODEL KEPEMIMPINAN VISIONER



MODEL KEPEMIMPINAN VISIONER

Di susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Kepemimpinan Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Wahyudi, M.Pd



Disusun Oleh :


Sandi Milzam Fortuna            (123311037)


KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014



I.       PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah hal penting dalam organisasi. Sebagaimana dikatakan Rasulullah saw “apabila keluar tiga orang dalam suatu perjalanan, hendaknya salah seorang mereka itu dijadikan pemimpin”.Seorang pemimpin ketika melaksanakan kepemimpinannya harus memiliki visi untuk mencapai tujuannya.
Keberadaan visi sangat penting bagi organisasi yang ingin mewujudkan organisasi yang efektif dan kompetitif.Kekuatan kepemimpinan menghasilkan berbagai kebijakan dan operasionalisasi kerja yang diimbangi oleh visi organisasi.Sebuah organisasi yang ingin maju dan kompetitif harus mempunyai visi yang jelas, dipahami oleh semua anggota organisasi baik jajaran manajemen sampai keamanan, bahkan sampai bagian kebersihan sekalipun.
Sebuah visi memiliki gambaran yang jelas, menawarkan suatu cara yang inovatif untuk memperbaiki, mendorong adanya tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik. Gagasan visi muncul dari pimpinan, karena visi merupakan atribut kepemimpinan suatu lembaga yang memberikan arah dan tujuan lembaga dalam jangka panjang.
Visi pemimpin mengimplikasikan pemahaman tentang masa lalu dan masa dating, dan lebih penting lagi visi menawarkan arah dan peta ke masa depan dan menjadi panduan atau petunjuk bagi seluruh anggota organisasi dalam mencapai tujuan.

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang dimaksud dengan visi?
B.     Seberapa penting visi dalam dunia pendidikan?
C.     Bagaimana karakteristik kepemimpinan visioner?
D.    Bagaimana langkah-langkah kepemimpinan visioner?
E.     Apa peran kepemimpinan visioner?


III. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Visi
Visi adalah gambaran masa datang yang lebih baik, mendekati harapan, atraktif, dan realistis. Visi menunjukkan arah pergerakan organisasi dari posisinya sekarang ke masa yang akan dating. Visi merupakan jembatan antara masa kini dan masa dating, sehingga perumusannya harus didasarkan pada karakteristik yang mapan.
Sebuah visi memiliki gambaran yang jelas, menawarkan suatu cara yang inovatif untuk memperbaiki, mendorong adanya tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan untuk mewujudkan perubahan yang lebih baik. Sebagaimana dikemukakan oleh Gaffarbahwa visi adalah daya pandang yang jauh, mendalam dan luas yang merupakan daya pikir abstrak yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos segala batas-batas fisik, waktu, dan tempat.Gagasan visi muncul dari pimpinan, karena visi merupakan atribut kepemimpinan suatu lembaga yang memberikan arah dan tujuan lembaga dalam jangka panjang.
Visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik bagi organisasi. Visi merupakan pernyataan tujuan organisasi, sebuah masa depan organisasi yang lebih baik, lebih berhasil, karena itu visi merupakan kunci atribut pemimpin dan pembuat kebijakan. Visi terbentuk dan tumbuh berkembang sebagai hasil daya fikir dan hasil dinamika proses psikologi seseorang atau sekelompok orang, manajer, pemimpin formal maupun informal atau perorangan yang memiliki kemampuan berfikir konseptual untuk melahirkan, membentuk, dan mengembangkan visi. Dengan demikian, visi adalah suatu gambaran masa depan mengenai keadaan organisasi yang dicita-citakan yaitu organisasi yang lebih baik, inovatif, kompetitif, dan mampu mengubah lingkungan.[1]



B.     Pentingnya Visi dalam Dunia Pendidikan
Kepemimpinan memiliki kedudukan yang menentukan dalam organisasi.Pemimpin yang melaksanakan kepemimpinannya secara efektif dapat menggerakkan orang/personel ke ararh tujuan yang dicita-citakan, sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai figur, tidak memiliki pengaruh, kepemimpinannya dapat mengakibatkan lemahnya kinerja organisasi, yang pada akhirnya dapat menciptakan keterpurukan.
Kepemimpinan begitu kuat memengaruhi kinerja organisasi sehingga rasional apabila keterpurukan pendidikan salah satunya disebabkan karena kinerja kepemimpinan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan juga tidak membuat strategi pendidkan yang adaptif terhadap perubahan.Tilaar mengungkapkan bahwa keterpurukan bidang pendidkan nasional adalah salah satunya disebabkan karena belum adanya visi strategis yang menempatkan pendidikan sebagai Leading Sector.Hal ini memberikan makna betapa kuatnya visi pendidikan memengaruhi kinerja pendidikan.Visi menjadi Trigger semangat meraih kemenangan pendidikan.Visi dapat mengisi kehampaan, membangkitkan semangat, menimbulkan kinerja, bahkan mewujudkan prestasi pendidikan, apalagi ditengah-tengah tuntutan kemandirian berpikir dan bertindak.[2]

C.    Karakteristik Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpinuntuk menciptakan dan megartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat.
Kepemimpinan visioner dapat diartikan sebagai kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi social diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi dimasa depan yang harus dicapai melalui komitmen semua personil.
Dengan demikian kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin untuk mencetuskan idea tau gagasan suatu visi selanjutnya melalui dialog yang kritis dengan unsure pimpinan lainnya merumuskan masa depan organisasi yang dicita-citakan yang harus dicapai memalui komitmen samua anggota organisasi melalui proses sosialisasi, transformasi, implementasi gagasan-gagasan ideal oleh pemimpin organisasi.
Setelah visi teridentifikasi dan ditentukan, maka pemimpin harus mampu memperagakan visi agar dapat dilaksanakan. Keterampilan yang diperlukan berkaitan dengan efektifitas dalam peran visioner sebagaimana dikemukakan oleh Robbins adalah sebagai berikut:
1.      Kemampuan untuk menjelaskan kepada orang lain
Pemimpin perlu menjelaskan visi dilihat dari segi tindakan-tindakan yang dituntut dan sasaran-sasaran memulai komunikasi lisan dan tertulis yang jelas.
2.      Mampu mengungkapkan visi melalui perilaku pemimpin
Ini berarti perilaku pemimpin yang secara berkesinambungan mendorong pencapaian misi.Sebagai contoh seorang pemimpin yang terjun menangani urusan bawahan bila diperlukan agar masyarakat mendapat pelayanan yang memuaskan.
3.      Mampu memperluas visi kepada konteks kepemimpinan yang lebih luas
Ini berarti kemampuan untuk mengurutkan aktivitas-aktivitas sehingga visi dapat diterapkan pada berbagai situasi pekerjaan pada suatu organisasi.[3]



D.    Langkah-langkah Kepemimpinan Visioner
Adapun langkah-langkah dalam menciptakan kepemimpinan visioner adalah sebagai berikut:
1.      Penciptaan visi
Visi tercipta dari kreativitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dengan pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/personel lain. Yaitu berupa ide-ide ideal tentang cita-cita organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama. Pemimpin sebagai pencipta visi berarti mampu memikirkan secara kreatif masa depan organisasi.
Dua tahapan dalam penciptaan visi, yaitu:
a)      Trend Watching, adalah kemampuan tingkat tinggi untuk dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan melalui kepawaiannya dalam bidang yang digeluti serta kepekaan terhadap signal-signal alam dan perubahannya. Melalui Trend Watching pimpinan dapat mendeteksi arah perubahan di masa yang akan datang dan berbagai peluang yang tersembunyi.
b)      Envisioning, adalah kemampuan pimpinan untuk merumuskan visi berdasarkan hasil pengamatan trend perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Envisioning merupakan kemampuan kita untuk menggambarkan sesuatu yang akan kita ciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, dan kemampuan untuk menggambarkan kondisi baru yang belum pernah kita alami sebelumnya.

2.      Perumusan visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumusan visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personel dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengolaborasi informasi, cita-cita atau gagasan personel lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi.Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas. Terbentuknya visi melalui proses partisipasi dan musyawarah antar anggota kelompok.

3.      Transformasi visi
Transformasi visi merupakan kemampuan membengun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai upaya shared vision pada stake holders  sehingga diperoleh sense of belonging dan sense of owmership.
Sanusi mengungkapkan bahwa kita bukan saja perlu mengadakan introspeksi melainkan terutama mencoba mengadakan penyesuaian, lalu meluruskan, menjernihkan, dan mengembangkan visi kita masing-masing dan visi kita bersama (shared vision) mengenai penyelanggaraan pendidikan.Visi mesti ditransformasikan dengan melakukan upaya berbagai visi dan diharapkan menjadi terjadi difusi visi dan menimbulkan komitmen seluruh personel.Dalam upaya transformasi visi, kadang juga terjadi kegagalan karena beberapa masalah dari visi.
Sebab kegagalan visi organisasi adalah sebagai berikut:
a)      Kerancuan visi dan misi.
b)      Secara intrinsik visi dan misi tidak betul-betul didambakan.
c)      Visi dan misi tidak mencerminkan penderitaan dan harapan.
d)     Visi dan misi tidak diyakini dapat dicapai.
e)      Visi dan misi tidak fleksibel.
f)       Visi dan misi tidak didukung oleh strategi organisasi dan system manajemen yang tepat.



4.      Implementasi visi
Implementasi visi merupakan kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menerjemahkan visi kedalam tindakan.
Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner. Visi berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila diimplementasikan secara komprehensif. Sinamo mengungkapkan peran visi, misi, dan nilai  sebagai berikut:
a)      Visi dan misi harus dirumuskan dengan mengandung sisi intelektual dan emosional secara seimbang.
b)      Visi dan misi harus didukung secara serasi dan sepadan oleh nilai-nilai dasar yang menjadi panduan perilaku yang konsisten menuju visi dan misi tersebut.
c)      Visi dan misi harus didukung oleh strategi organisasi dan system manajemen yang serasi dan sepadan.
Ketiga komponen di atas membentuk irisan yang dapat kita sebut sebagai budaya kerja, antara lain mengandung etos kerja yang seyogianya akan serasi dan sepadan dengan ketiga komponen pembentuknya.[4]

E.     Peran Kepemimpinan Visioner
Visi harus diwujudkan dalam kerja pemimpin, kepemimpinan yang bervisi mempunyai peran sabagai berikut:
1.      Penentu Arah
Pemimpin yang memiliki visi berperan sebagai penentu arah organisasi.Di saat organisasi sedang menemui kebingungan menghadapi perubahan-perubahan dan struktur baru baru, visionary leadership tampil sebagai pelopor yang menentukan arah arah yang dituju melalui pikiran-pikiran rasional dan cerdas tentang sasaran-sasaran yang akan dituju dan mengarahkan perilaku-perilaku bergerak maju kearah yang diinginkan.
Secara bersama-sama, visionary leadership menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang dapat ditempuh, jalan-jalan atau teknik maupun metode serta sumber daya terpilih apa yang dapat digunakan untuk meraih kemajuan di masa depan.
Peran kepemimpinan visioner adalah untuk membimbing konstituen dalam menetapkan arah yang harus dituju dalam mengimplementasikan visi sekolah.

2.      Agen Perubahan
Visionary leadership berperan sebagai agen perubahan.Pemimpin bertanggung jawab untuk merangsang perubahan di lingkungan internal. Pemimpin akan merasa tidak nyaman dengan situasi organisasi, ia memimpikan kesuksesan organisasi melalui gebrakan-gebrakan baru yang memicu perubahan kinerja dan menerima tantangan-tantangan dengan menerjemahkannya ke dalam agenda-agenda kerja yang jelas dan rasional.
Peran kepemimpinan yang memiliki visi ialah menjadi pelopor inovasi dan menjadi trigger bagi berbagai perubahan yang terjadi kea rah yang lebih baik dalam mengimplementasikan visi.

3.      Juru Bicara
Visionary leadership berperan sebagai juru bicara. Seorang pemimpin tidak saja memiliki kemampuan meyakinkan orang dalam kelompok internal, tetapi lebih jauhnya adalah bagaimana pemimpin dapat akses pada dunia luar, memperkenalkan, dan mensosialisasikan keunggulan-keunggulan dan visi organisasinya yang berimplikasi pada kemajuan organisasi.
Seorang visionaru leadership adalah seorang negosiator utama dan ulung dalam berubungan dengan organisasi lain atau herarki yang lebih tinggi. Kemampuan berbicaranya yang disertai dengan keyakinan akan logika-logika rasional bahwa visi organisasi menarik, bermanfaat, dan menyenangkan menjadi ia seorang negosiator yang ulung.
Peran visionary leadership adalah menyampaikan pokok-pokok pikiran, gagasan, dan tulisan sehingga mampu berkomunikasi secara empatik dalam membangun komitmen dan penyampai berbagai kepentingan yang berhubungan dengan implementasi visi.

4.      Pelatih
Visionary leadership berperan sebagai pelatih.Sebagai pelatih dituntut kesabaran dan suri tauladan.
Sebagai pelatih yang efektif harus nanpu berkomunikasi, mensosialisasikan, sekaligus bekerja sama dengan orang-orang untuk membangun, mempertahankan, dan mengembangan visi yang dianutnya, budaya yang harus diciptakan, perilaku yang harus ditampilkan organisasi, dan bagaiman cara cara-cara merealisasikan visi kedalam budaya dan perilaku organisasi. Ini semua menuntut pemimpin sebagai pakar/ahli yang bertugas sebagai pelatih yang dapat menularkan kemampuan kepada orang lain.
Peran kepemimpinan visioner adalah untuk memberikan contoh atau cara kerja strategis dalam mengimplementasikan visi.[5]

IV.  KESIMPULAN
Visi adalah gambaran masa dating yang lebih baik, mendekati harapan, atraktif, dan realistis. Visi menunjukkan arah pergerakan organisasi dari posisinya sekarang ke masa yang akan dating. Visi merupakan jembatan antara masa kini dan masa dating, sehingga perumusannya harus didasarkan pada karakteristik yang mapan.
Keterpurukan bidang pendidkan nasional adalah salah satunya disebabkan karena belum adanya visi strategis yang menempatkan pendidikan sebagai Leading Sector.Hal ini memberikan makna betapa kuatnya visi pendidikan memengaruhi kinerja pendidikan.
Kepemimpinan visioner memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Mampu untuk menjelaskan kepada orang lain mengenai visinya
2.      Mmpu mengungkapkan visi melalui perilakunya
3.      Mampu memperluas visi kepada konteks kepemimpinan yang lebih luas
Adapun langkah-langkah dalam menciptakan kepemimpinan visioner adalah sebagai berikut:
1.      Penciptaan visi
2.      Perumusan visi
3.      Transformasi visi
4.      Implementasi visi
Peran kepemimpinan visioner ada 4, yaitu:
1.      Penentu Arah
2.      Agen Perubahan
3.      Juru Bicara
4.      Pelatih

V.     PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami dari pemakalah mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan saran yang membangundemi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.



 


[1] Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), (Alfabeta, 2012) hal.19-20
[2] Aan komariah dan cepi triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,(Jakarta: Bumi Aksara,2004) hal.81
[3] Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization)……….. hal.24-25
[4] Aan komariah dan cepi triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,………………………. Hal.91-92
[5] Aan komariah dan cepi triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif,……………………….Hal.93-94

DAFTAR PUSTAKA

Aan komariah dan cepi triatna, 2004, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara
Wahyudi, 2012, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization), Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar