I.
PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI MASA DEPAN
(Sebuah Tinjauan Dari Filsafah Pendidikan
Islam)
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Filsafah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Drs. Mahfud junaidi, M.Ag.
DisusunOleh
:
Sandi Milzam Fortuna 123311037
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
PENDAHULUAN
Pendidikan
ternyata memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu individu untuk
investasi dimasa yang akan datang dan juga berperan penting dalam mengembangkan
peradaban Islam sehingga mencapai kejayaan umat Islam. pendidikan memang
menjadikan salah satu sarana kemampuan manusia untuk dibahas dan
dikembangkannya. Dalam persoalan kemajuan peradaban umat Islam kemampuan
manusia dalam bidang pendidikanlah yang berperan penting bagi kemajuan
peradaban umat islam
Pendidikan
pada umumnya ditujukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tertentu
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam filsafat pendidikan.
Dengan
demikian, kunci kearah masa depan yang lebih baik adalah pendidikan. Pendidikan
merupakan bentuk investasi yang paling baik. Maka, setiap negara muslim
mengalokasikan porsi terbesar dari pendapatan nasionalnya untuk program-program
pendidikan. Bila umat Islam memang bermaksud merebut peranan sejarahnya kembali
dalam percaturan dunia, kerja pertama yang harus ditandinginya adalah membenahi
dunia pendidikan Islam.
Membahas
tentang pendidikan sebagai investasi masa depan maka dalam makalah ini akan
mencoba untuk mengetahui tentang bagaimana pendidikan bisa menjadi investasi
masa depan.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Apa
yang dimaksud dengan falsafah dan filsafah pendidikan?
B. Bagaimana
proses pendidikan?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Falsafat dan Falsafat Pendidikan
Falsafat
berasal dari dua kata yang berasal dari Yunani, yaitu “philos” dan “sophia”.
Secara etimologis. Philos berarti cinta dalam bahasa Inggris loving, sedang
sophia berarti ilmu, hikmah atau kebijaksanaan dalam bahasa Inggris wisdom atau
kepahaman yang mendalam. Pengertian falsafat menurut bahasa aslinya adalah
“cinta terhadap kebijaksanaan”.[1]
Secara
harfiah kata falsafah berasal dari kata philos dan sophos, philo
yang berarti cinta sedangkan sophos yaitu ilmu atau hikmah. Dari makna tersebut
kita dapat simpulkan bahwasanya filsafat ialah cinta terhadap ilmu atau hikmah.
Sedangkan
Falsafah secara
terminologi sangat beragam. Para filosof merumuskan pengertian filsafat sesuai
dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato
mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan
kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat
adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (
pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut
ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
Plato ( 428 -348 SM
) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles (384 –
322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala
benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
Cicero (106 – 43 SM
) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“
ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich
Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu
, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu
bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh
jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
Imanuel Kant ( 1724
– 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1.
Apakah yang dapat kita kerjakan?(jawabannya metafisika )
2.
Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya Etika )
3.
Sampai dimanakah harapan kita?(jawabannya Agama )
4.
Apakah yang dinamakan manusia? (jawabannya Antropologi )
Harold H. Titus
(1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung
tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan
keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan
tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah
yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli
filsafat.
Hasbullah Bakry:
Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
Prof.Dr.Ismaun,
M.Pd. : Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan
kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
Dari semua
pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya
secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat
segala situasi tersebut.[2]
Falsafah
pendidikan tidak lain ialah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah
dalam bidang pendidikan. Hubungan antara pendidikan dan falsafat pendidikan
menjadi sedemikian pentingnya, sebab ia menjadi dasar yang menjadi tumpuan
suatu sistem pendidikan. Falsafat pendidikan berperanan penting dalam suatu
sistem pendidikan karena ia berfungsi sebagai pedoman bagi usaha-usaha
perbaikan, meningkatkan kemajuan dan sebagai dasar yang kokoh bagi tegaknya
sistem pendidikan.
Falsafat
pendidikan meliputi usaha untuk mencari konsep-konsep yang mengarahkan manusia
di antara berbagai gejala yang tentunya mempunyai perbedaan satu sama lain,
sehingga memerlukan suatu proses pendidikan dalam rancangan yang integral dan
terpadu. Di samping itu mengandung juga usaha menjelaskan berbagai makna yang
menjadi dasar segala istilah pendidikan. Falsafat juga mengemukakan beberapa
macam pokok yang menjadi dasar dari konsep-konsep pendidikan dan menunjukkan
hubungan pendidikan dengan bidang-bidang yang menjadi tumpuan perhatian
manusia.[3]
Falsafat
memberikan dasar pendidikan, apabila falsafat memberikan berbagai pemikiran
atau pengertian teoritis mengenai pendidikan. Dan dikatakan mempunyai hubungan
yang erat antara falsafat dan pendidikan, bilamana pemikiran-pemikiran mengenai
kependidikan memerlukan penjelasan-penjelasan dan bantuan dari filsafat untuk
membantu penyelesaiannya. Dalam hal ini, pendidikan tidak bisa eksis tanpa
dilandasi pemikiran filosofis.
Jadi
dapat dijelaskan, bahwa hakikat pendidikan merupakan pemikiran yang
berlandaskan pada filsafat pendidikan atau sebalinya, filsafat yang diterapkan
dalam berbagai usaha pemikiran dan pememcahan masalah pendidkan. Atau seperti
yang dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba: ‘Filsafat pendidikan merupakan suatu
pemikiran mendalam yang sistematis tentang masalah pendidikan.[4]
B.
Proses
Pendidikan
Pengertian
proses pendidikan atau pengajaran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorang
yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.
Terdapat
unsur-unsur kegiatan pengajaran yang meliputi: Pertama pengajaran adalah upaya pemindahan
pengetahuan. Dan yang kedua yaitu Pemindahan pengetahuan dilakukan
oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan yang disebut pengajar, kepada orang
lain yang belum mengetahui yang disebut pelajar, melalui suatu proses belajar
mengajar.[5]
Ada
pun pendapat yang menjelaskan tentang pengertian dan prosespengajaran dalam
pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Triyo Supriyatno dia berpendapat bahwa
pembelajaran mengandung dua segi kegiatan, yaitu kegiatan guru melakukan suatu
proses atau menjadikan orang lain sebagai siswa belajar dan kegiatan siswa
melakukan kegiatan belajar. Dari pengertian ini, pembelajaran dapat
disepadankan dengan istilah teaching-leraning atau traching and learning.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah salah satu proses untuk memperoleh
pengetahuan, sedangkan pengetahuan adalah salah satu cara untuk memperoleh
kebenaran atau nilai, sementara kebenaran adalah pernyataan tanpa keragu-raguan
yang dimulai dengan adanya sikap keraguan terlebih dahulu. Dalam setiap
kegiatan pembelajaran atau pengajaran ada empat komponen yang melingkupinya,
antara lain Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran , Strategi atau Metode
Pembelajaran, dan Evaluasi.[6]
Adapun
beberapa definisi lain yang menjelaskan tentang pembelajaran diantaranya yatu:
Drs.
H.M. Arifin, M.Ed., mengatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan anak didik
dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang
disajikan oleh pengajar, yang berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan
pelajaran yang disajikan itu.
Dari
definisi di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu rangkaian proses
kegiatan respons yang terjadi dalam proses belajar-mengajar, yang menimbulkan
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman dan pengetahuan yang
diperoleh.[7]
Sedangkan
pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan
perubahan, baik tingkah laku, pengetahuan, ataupun pengeahuan ketrampilan yang
positif. Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, dimana pengajaran lebih
menitikberatkan pada proses transformasi pengetahuan, sementara pendidikan
lebih umum dari pengajaran karena di dalamnya tercakup nilai dan sikap.
Menurut
Surachmad seperti yang dikutip oleh Sudiyono mengatakan bahwa urutan mengajar
ditentukan oleh banyak hal, antara lain:
1.
Tujuan
pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran.
2.
Ketrampilan
guru.
3.
Keadaan
alat-alat yang tersedia.
4.
Jumlah
Murid.[8]
Menurut
Glaser, langkah pertama dalam membuat persiapan mengajar adalah menentukan
tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran yang bersangkutan.
Langkah
kedua ialah menentukan entering behavior. Istilah ini belum dapat digani dengan
istilah dalam bahasa Indonesia. Entering
behavior adalah langkah tatkala guru menentukan kondisi siswanya yang
mencakup kondisi umum serta kondisi kesiapan kemampuan belajarnya. Karena itu,
tes awal termasuk ke dalam langkah ini. Kaidah yang mendasari entering behavior adalah ‘kita tidak
boleh mengajari orang yang belum kita kenal’.
Langkah
ketiga ialah menentukan langkah-langkah mengajar. Inilah bagian mengajar yang
paling penting, paling sulit dan paling rumit. Keberhasilan mengajar banyak
sekali ditentukan oleh bagian ini. Untuk menentukan ini mula-mula guru
hendaklah mengetahui lebih dulu macam-macam pengajaran menurut jenis pembinaan
yang harus dilakukannya.[9]
Dalam
proses belajar mengajar yang aktif adalah siswa yang mengalami proses belajar.
Guru hanya sebagai pembimbing, penunjuk jalan dan pemberi motivasi. Teori ini
bertentangan dengan teori mengajar tradisional yang berpusat pada kepentingan
guru. Teori mengajar modern memberikan kesempatan kepada siswa memupuk
aktivitas belajar sendiri, di mana sistem menghargai pembinaan belajar siswa
tinggi. teori mengajar ini sangat menghargai perbedaan individu. Hal ini
menyebabkan para siswa diberi kebebasan untuk belajar sedangkan guru
mengarahkan dan memberikan stimulant.
Seorang
pengajar antara lain memiliki fungsi sebagai komunikator. Ia berfungsi sebagai
sumber dan penyedia informasi. Kemudia menyaring, mengevaluasi informasi yang
tersedia dan mengolahnya ke dalam suatu bentuk yang cocok bagi kelompok
penerima informasi, sehingga kelompok penerima informasi memahami informasi
tersebut sebaik-baiknya dan setepat mungkin.
Islam
mengajarkan bahwa dalam menyampaikan pelajaran, seorang pengajar tidak
mendorong pelajarnya untuk mempelajari sesatu di luar kemampuannya. Atau dengan
kata lain bahwa dalam proses belajar mengajar, pengajar harus memperhatikan
keadaan pelajar, tingkat pertumbuhan dan perbedaan perorangan yang terdapat di
antara mereka.[10]
Dalam
hubungan ketiga tipe di atas, seorang pengajar harus dapat pula mempergunakan
beberapa metode sehingga dapat mengaktifkan seluruh alat dari pelajar, baik
alat auditif, visual, maupun motoriknya. Karena itu metode di samping untuk
keperluan mentransfer pengetahuan, juga harus dapat berfungsi sebagai sarana
untuk mengembangkan sikap inofatif pada diri pelajar.
Definisi
metode mengajar menurut para ahli sebagai berikut:
1.
Hasan
Langgulung, metode mengajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan pendidikan.
2.
Abd
al-Rahman Ghunaimah, metode mangajar adalah cara-cara yang praktis dalam
mencapai tujuan pendidikan.
3.
Al-Abrasy,
metode mengajar adalah jalan yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada
murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran.[11]
Mahmud
mengatakan bahwa dalam konteks proses pembelajaran sebagai salah satu bagian
penting dari pendidikan (termasuk di dalamnya pendidikan Islam), secara teknis
operasional dikenal beberapa metode pembelajaran, mulai dari yang tradisional
konvensional, sampai yang modern kontemporer. Berikut ini adalah beberapa
metode-metode yang sering digunakan:
1.
Metode
ceramah.
2.
Metode
tanya jawab.
3.
Metode
latihan.
4.
Metode
proyek.
5.
Metode
eksperimen.
6.
Metode
penugasan.
7.
Metode
diskusi.
8.
Metode
sosiodrama.
9.
Metode
demonstrasi.
10. Metode problem solving.[12]
Metode
pendidikan memang sangat menghargai kebebasan individu, selama kebebasan itu
sejalan dengan fitrahnya, sehingga seorang guru dalam mendidik tidak dapat
memaksa muridnya dengan cara yang bertentangan dengan fitrahnya. Akan tetapi
sebaliknya guru harus bertanggung jawab dalam membentuk karakter muridnya.
Selain
itu sarana mengajar harus pula melihat relevansi antara metode yang diperlukan
dengan bahan pelajaran yang disampaikan. Secara garis besar bahan-bahan
tersebut dapat dikategorikan kepada:
1.
Bahan
yang memerlukan pengamatan, dalam hal ini metode yang dapat dipergunakan
seperti metode ceramah dan metode demonstrasi.
2.
Bahan
yang memerlukan ketrampilan atau gerak tertentu, dalam hal ini metode yang
relevan adalah metode simulasi atau metode demonstrasi.
3.
Bahan
yang mengandung materi berfikir, dalam hal ini metode yang relevan adalah
metode Tanya jawab atau diskusi.
4.
Bahan
yang mengandung unsur emosi, dalam hal ini metode yang relevan adalah metode
sosio drama dan bermain peran.[13]
Menurut
Bloom, sekurang-kurangnya ada tiga jenis pengajaran, sebagai berikut:
1.
Pengajaran
ketrampilan (psikomotor). Pengertian mendasar tentang ketrampilan ialah respons
otot yang terjadi secara otomatis. Karena itu, latihan ketrampilan haruslah
berupa latihan otot untuk menguasai gerak tertentu secara otomatis. Gerak ini
kadang-kadang amat rumit, contohnya ketrampilan mengemudikan pesawat terbang.
Kadang-kadang kelihatannya tidak rumit, seperti ketrampilan menendang bola
kaki.
2.
Pengajaran
yang mencakup dalam ranah kognitif. Di sini ada tiga jenis pengajaran, yaitu
pengajaran verbal, pengajaran konsep, dan pengajaran prinsip.
Pengajaran-pengajaran ini masing-masing mempunyai urutan langkah tersendiri.
Pengajaran verbal ialah pengajaran bahasa. Di sini terdapat banyak prosedur
mengajar, biasanya dikembangkan oleh ahli pengajaran bahasa. Pengajaran konsep
dan prinsip mempunyai banyak teori tentang urutan (langkah) mengajarnya.
3.
Pembinaan
afektif. Teori bagian ini ternyata kurang berkembang. Pengajaran seni, agama,
semua pengajaran yang dumaksudkan sebagai pengembangan aspek afektif amat sulit
dijelaskan urutan langkah pengajarannya. Dalam hal ini amat berbeda
dibandingkan dengan pengajaran ketrampilan, verbal, konsep dan prinsip.[14]
Dari
proses pendidikan itulah pendidikan bisa menjadi infestasi masa depan. Karena
masa depan ditentukan oleh pendidikan yang baik karena pendidikan merupakan
salah satu penunjang dimasa depan.
IV.
KESIMPULAN
Falsafat berasal dari dua kata yang berasal
dari Yunani, yaitu “philos” dan “sophia”. Secara etimologis. Philos
berarti cinta dalam bahasa Inggris loving, sedang sophia berarti ilmu, hikmah
atau kebijaksanaan dalam bahasa Inggris wisdom atau kepahaman yang mendalam.
Pengertian falsafat menurut bahasa aslinya adalah “cinta terhadap ilmu, hikmah
atau kebijaksanaan.
Proses
pendidikan atau pengajaran adalah proses dimana pemindahan pengetahuan dari
seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui.
Dari proses itulah seseorang bisa menjadikan pendidikan sebagai infestasi
dimasa depan.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat saya buat dengan materi pendidikan sebagai investasi masa
depan. dalam mempelajari falsafah pendidikan islam. Saya sadar bahwa dalam
menyusun makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik dan saran kami
harapkan. Semoga bisa bermanfaat bagi orang lain. Amin.
[1] Muhammad As-Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Mitra Pustaka, 2011), hlm. 1.
[2]https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/08/pengertian-filsafat/
[3] Muhammad As-Said, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 5
[4]Muhammad As-Said, Filsafat Pendidikan Islam, hlm. 5-6
[5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 119.
[6] Triyo Supriyatno, Epistemologi Pendidikan Ibn Qayyim
al-Jawziyyah, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 77.
[7] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 123.
[8] H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam: Jilid 1, hlm.
270-271.
[9]H.M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam: Jilid 1, hlm. 271-273.
[10] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 126.
[11] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 77.
[12] Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, hlm.
165-173.
[13] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 127.
[14] Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam: Jilid 1, hlm.
274.
Daftar Pustaka
D.
Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1974.
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung:
Pustaka Setia, 2011.
Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Radar
Jaya Offset, 1998.
Sudiyono,
H.M., Ilmu Pendidikan Islam: Jilid 1,
Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Supriyatno,
Triyo, Epistemologi Pendidikan Ibn Qayyim
al-Jawziyyah, Malang: UIN-Maliki Press, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar