MENGIMPLEMENTASIKAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah: Manajemen Kurikulum PAI Dasar
Dosen Pengampu: Dr.Fahrurrozi,
M.Ag.
Disusun Oleh:
Sandi Milzam Fortuna (123311037)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Salah
satu bentuk implementasi kurikulum merupakan pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini berdasarkan pada program pembelajaran yang telah
disusun guru, di antaranya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam
pengimplementasian kurikulum diperlukan komitmen pada semua pihak yang terlibat
dalam instansi pendidikan, seperti dukungan kepala sekolah, guru maupun dukungan
internal dalam kelas. Peran guru dalam implementasi kurikulum di sekolah sangat
menentukan. Jika guru dan semua pihak tidak mendukung berjalannya
pengimplementasian maka impelementasi kurikulum tidak akan berhasil secara
maksimal.
Implementasi kurikulum mencakup tiga
kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan
evaluasi. Pengembangan program mencakup program pembelajaran, program bimbingan
dan konseling atau remedial. Pelaksanaan pembelajaran meliputi proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku
yang lebih baik. Sementara evaluasi adalah proses penilaian yang dilakukan
sepanjang pelaksanaan kurikulum.
Berdasarkan uraian diatas, dalam makalah ini akan
membahas pengembangan program, saran
agar implementasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan bagaimana
melaksanakan pembelajaran serta menerapkan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Apa yang dimaksud pengembangan program?
B.
Beberapa saran agar implementasi sukses?
C.
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran?
D.
Konsep dan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengembangan
Program
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok
bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, serta
program bimbingan dan konseling.
1.
Program
Tahunan
Program
tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang
dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran.
Sumber-sumber
yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan antara lain:
a.
Daftar kompetensi standar (standar competency) sebagai konsensus
nasional, yang dikembangkan dalam buku Garis-Garis Besar Program Pengajaran
(GBPP) setiap mata pelajaran yang akan dikembangkan.
b.
Skope dan Sekuensi setiap kompetensi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
diperlukan materi pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam
poko-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan tersebut harus jelas skope dan
sekuensinya. Skope adalah ruang lingkup dan batasan-batasan keluasan setiap
pokok dan sub pokok bahasan, sedangkan sekuensi adalah urutan logis dari setiap
pokok dan sub pokok bahasan. Sebagai pedoman berikut dikemukakan pendapat
Syaodih, tentang cara menyusun sekuensi bahan ajaran:[1]
1)
Sekuens kronologis. Untuk menyusun bahan ajaran yang mengandung urutan waktu, dapat digunakan
kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah, perkembangan historis suatu institusi,
penemuan-penemuan ilmiah dan sebagainya dapat disusun berdasarkan sekuens
kronologis.
2)
Sekuens kausal. Sekuens kausal berhubungan dengan sekuens kronologis. Peserta didik
dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau
pendahulu daripada sesuatu peristiwa atau situasi lain. Dengan mempelajari
sesuatu yang menjadi sebab atau pendahulu para peserta didik akan menemukan
akibatnya.
3)
Sekuens struktural. Bagian-bagian bahan ajaran sesuatu bidang studi telah mempunyai
struktural tertentu. Penyusunan sekuens bahan ajaran bidang studi tersebut
perlu disesuaikan dengan strukturnya.
4)
Sekuesns logis dan psikologis. Menurut sekuens logis bahan ajaran dimulai dari
bagian kepada keseluruhan, dari yang sederhana kepada yang kompleks, tetapi
menurut sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan kepada bagian, dari yang
kompleks kepada sederhana. Menurut sekuens logis bahan ajaran disusun dari yang
nyata kepada yang abstrak, dari benda-benda kepada teori, dari fungsi kepada
struktur, dari maslah bagaimana kepada maslah mengapa.
5)
Sekuens spiral. Bahan ajaran dipusatkan pada topic atau pokok bahasan tertentu. Dari topik
atau pokok bahasan tersebut bahan diperluas dan diperdalam. Topik atau pokok
bahan ajaran tersebut adalah sesuatu yang popular dan sederhana, tetapi
kemudian diperluas dan diperdalam dengan bahan yang lebih kompleks dan
shopisticated.
6)
Rangkaian ke belakang (backward chaining). Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah
terakhir dan mundur ke belakang.
7)
Sekuens berdasarkan hierarki belajar. Model ini dikembangkan dengan prosedur tujuan khusus
utama dianalisis, dan dicari suatu hierarki urutan bahan ajaran untuk mencapai
tujuan tujuan-tujuan tersebut.
c.
Kalender Pendidikan. Penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun
pelajaran mengacu pada efisiensi, efektifitas, dan hak-hak peserta didik. Dalam
kalender pendidikan dapat kita lihat berapa jam waktu efektif yang dapat
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, termasuk waktu libur, dan lain-lain. Dengan
demikian, dalam menyusun program tahunan perlu memperhatikan kalender
pendidikan.[2]
2.
Program
Semester
Program semester berisikan
garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam
semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari program
tahunan. Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok
bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan, dan
keterangan-keterangan.
3.
Program
Modul (Pokok Bahasan)
Program modul atau pokok
bahasan pada umumnya dikembangkan dari setiap kompetensi dan pokok bahasan yang
akan disampaikan. Program ini merupakan penjabaran dari program semester. Pada umumnya
modul berisikan tentang lembar kegiatan peserta didik, lembar kerja, kunci
lembar kerja, lembar soal, lembar jawaban, dan kunci jawaban.
4.
Program
Mingguan dan Harian
Program ini merupakan
penjabaran dari program semester dan program modul. Melalui program ini dapat
diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap
peserta didik. Melalui program ini juga diidentifikasi kemajuan belajar setiap
peserta didik, sehingga dapat diketahui peserta didik yang mendapatkan kesulitan
dalam setiap modul yang dikerjakan, dan peserta didik yang memiliki kecepatan
belajar di atas rata-rata kelas.
5.
Program
Pengayaan dan Remedial
Program ini merupakan
pelengkap dan penjabaran dari program mingguan dan harian. Berdasarkan hasil
analisis terhadap kegiatan belajar, dan terhadap tugas-tugas modul, hasil tes,
dan ulangan dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar peserta didik. Hasil
analisis ini dipandukan dengan catatan-catatan yang ada pada program mingguan
dan harian, untuk digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasi modul yang perlu
diulang, peserta didik yang wajib mengikuti remedial, dan yang mengikuti
program.
6.
Program
Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, social, belajar, dan
karier. Selain guru pembimbing, guru mata pelajaran yang memenuhi kriteria
pelayanan bimbingan dan karier diperkanan memfungsikan diri sebagai guru
pembimbing. Oleh karena itu, guru mata pelajaran harus senantiasa berdiskusi
dan berkoordinasi dengan guru bimbingan konseling secara rutin dan
berkesinambungan.[3]
B. Beberapa
saran agar implementasi sukses
Menurut Oemar Hamalik, bahwa
implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan
program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Pengembangan program mencakup
program pembelajaran, program bimbingan dan konseling atau remedial. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku yang lebih baik. Sementara
evaluasi adalah proses penilaian yang dilakukan sepanjang pelaksanaan
kurikulum.
Salah
satu bentuk implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran mengacu pada program pembelajaran yang disusun oleh guru, di
antaranya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP
harus mencakup perencanaan seluruh kegiatan pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengimplementasian kurikulum
diperlukan komitmen semua pihak yang terlibat, seperti dukungan kepala sekolah,
guru dan dukungan internal dalam kelas. Peran guru dalam implementasi kurikulum
di sekolah sangat menentukan sekali. Bagaimanapun baiknya sarana dan prasarana
pendidikan, jika guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik maka
impelementasi kurikulum tidak akan berhasil secara maksimal.
Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip
yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :
1.
Perolehan kesempatan yang sama.
Prinsip ini mengutamakan
penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan
berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok
yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.
2.
Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta
didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai
diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun
kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
3.
Pendekatan dan kemitraan.
Seluruh penalaman belajar dirancang secara
berkesinambungan,. Pendekatan yang
digunakan dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan
peserta didik yang
bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian
pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta
didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.
4.
Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam
pelaksanaan.
Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
masing – masing daerah atau sekolah.[4]
Mensukseskan
program pembelajaran dengan melaksanakan:
1.
Tujuan
program pembelajaran
2.
Isi/materi
pembelajaran
3.
Proses
pembelajaran
4.
Evaluasi
Dengan
menjalankan dan mengaplikasikannya maka program pembelajaran akan berjalan
dengan baik efektif dan efisien.
Bagaimana
mengimplementasikan pengembangan kurikulum
1.
Penyusunan
RPP (Rencana Program Pembelajaran) yang terdiri dari prota, promes, silabus,
dll
2.
Pembelajaran
materi
3.
Penentuan
strategi
4.
Penyediaan
sarana prasarana, sumber-sumber pembelajaran
5.
Penentuan
cara dan alat dalam pembelajaran
6.
Setting,
menyeting kelas supaya proses pembelajaran menjadi menyenangkan efektif dan
efisien
C.
Pelaksanaan
Pembelajaran
Pelaksanaan pada hakekatnya adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi terjadi perubahan
perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling
utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre
tes, proses, dan post tes.
1.
Pre
Tes (Tes Awal)
Pada umumnya pelaksanaan
proses pembelajaran dimulai dengan pre tes. Pre tes ini memiliki banyak
kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh
karena itu pre tes memegang peranan yang cukup penting dalam proses
pembelajaran. Fungsi pre tes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.
Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b.
Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses
pembelajaran yang dilakukan.
c.
Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik
mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topic dalam proses pembelajaran.
d.
Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai.
2.
Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai
kegiatan inti dari proses pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana
tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran perlu
dilakukan perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu
saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apa bila seluruh peserta didik
terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses
dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apa bila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun social dalam proses
pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat
belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi
hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian besar.
3.
Post
Test
Pada umumnya pelaksanaan
pembelajaran diakhiri dengan post test. Samahalnya dengan pre tes, post tes
juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan
pembelajaran. Fungsi post test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap potensi yang
telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok
b.
Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta
didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya.
c.
Untuk mengetahui para peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
remedial, dan peserta didik yang mengikuti kegiatan pengayaan, serta mengetahui
tingkat kesulitan belajar dalam mengerjakan modul.
d.
Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen-komponen modul,
dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi.[5]
D. Konsep
dan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksikan konsep, hukum
atau prinsip, melalui tahapan aktivitas mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, dan mencipta. Aktivitas belajar tersebut merupakan aktivitas
dalam mengembangkan rasa ingin tahu siswa, dengan itu diharapkan siswa
termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat disekitarnya, mencatat atau
mengidentifikasi fakta, lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya, dalam
pernyataan menanya, dari langkah ini diharapkan siswa mampu merumuskan masalah
atau merumuskan hal yang ingin diketahui.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada
peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya
diberi tahu.
Penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses,
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan
tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin tingginya
kelas siswa. [6]
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam implementasi kurikulum PAI,
dapat digunakan dua model pendekatan, yaitu pendekatan makro dan
mikro.Pendekatan makro, model pendekatan makro berupaya untuk menghadirkan
proses pembelajaran pendidikan Agama Islam yang dapat memberikan nuansa yang
berbeda dan harapan kolektif semua pihak, baik sekolah maupun madrasah.
Langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai berikut:
1. Merancang program pembelajaran yang unggul, program
pembelajaran yang unggul merupakan bagian dari prinsip, strategi dan tujuan
implementasi kurikulum. Melalui pembelajaran yang unggul, pelaksanaan
pendidikan Agama Islam akan tampak sebagai nilai plus guna melahirkan lulusan
memiliki karakter islami yang tangguh. Pendidikan agama Islam dilaksanakan
dengan model-model pembelajaran
yang mudah dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh peserta didik.
2. Merumuskan
kembali tujuan kurikulum PAI, untuk mencapai kualitas penerapan kurikulum yang
unggul, dibutuhkan mindset baru yang memandang PAI memiliki cakupan yang
luas meliputi semua aspek kehidupan manusia. Formulasi dapat dituangkan dalam
kontent dan tujuan di sekolah.
3. Menciptakan
sumber belajar unggul, sumber belajar dapat memanfaatkan lingkungan, fenomena
dan kejadian alam atau sosial yang nyata dan kontekstual sebagai meteri
pendidikan Agama Islam. Dengan memanfaatkan konteks dan fenomena yang nyata,
siswa dapat dengan mudah mengaplikasikan pengetahuannya secara nyata dalam
kehidupan.
Pendekatan Mikro yaitu suatu tahapan
secara praktis dan sistematis yang memperhatikan situasi dan kondisi sumber
daya dukung lembaga pendidikan. Melalui pendekatan mikro ini dimaksudkan agar
tujuan implementasi kurikulum pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah
dapat tercapai secara terukur dan berhasil secara maksimal. Pendekatan ini
meliputi pengembangan materi, peran guru dan siswa dalam interaksi
pembelajaran.
Tujuan
Pendidikan Agama Islam secara umum sebagai penjabaran dari tujuan kurikulum
dalam rangka mencapai tujuan nasional adalah membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan serta pengamalan
peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketaqwaannya.
Adapun
ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di sekolah memuat materi al-Quran dan
Hadis, Aqidah/Tauhid, Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan
lain-lain . Ruang lingkup tersebut menggambarkan materi pendidikan agama yang
mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia
dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya.
Dalam penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut,
dibutuhkan strategi dan metode yang tepat, umumnya strategi dan metode yang
digunakan oleh guru PAI sama dengan strategi atau metode pada mata pelajaran
lainnya. Terakhir untuk mengukur sejauh mana ketercapaian tujuan yang telah
ditetapkan dilakukan evaluasi.
Ada beberapa karakteristik kurikulum pendidikan Agama Islam di antaranya:
memiliki system pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah manusia, harus
mewujudkan tujuan Pendidikan Agama Islam, harus realistis dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai islam, harus memperhatikan aspek pendidikan
perilaku yang bersifat aktivitas langsung.[7]
IV. KESIMPULAN
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul (pokok
bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial, serta
program bimbingan dan konseling.
Salah
satu bentuk implementasi kurikulum adalah pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran mengacu pada program pembelajaran yang disusun oleh guru, di
antaranya dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP
harus mencakup perencanaan seluruh kegiatan pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengimplementasian kurikulum
diperlukan komitmen semua pihak yang terlibat, seperti dukungan kepala sekolah,
guru dan dukungan internal dalam kelas.
Pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas
guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup
tiga hal: pre tes, proses, dan post tes.
Penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses,
seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menjelaskan, dan menyimpulkan.
Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan
tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin tingginya
kelas siswa. Ruang lingkup PAI menggambarkan
materi pendidikan agama yang mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya, maupun lingkungannya.
V.
PENUTUP
Demikian makalah
yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak
pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami dari pemakalah mengakui
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik
Oemar, 2009, Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Majid Abdul, 2012, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Majid Abdul,
2014, Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Interes Media,
Mulyasa E, 2008,
Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan implementasi, Bandung:
PT Ramaja Rosdakarya
[1] E. Mulyasa, Kurikulum
Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan implementasi, (Bandung: PT
Ramaja Rosdakarya, 2008), hlm. 95-96.
[2] E. Mulyasa, Kurikulum
Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan implementasi ,…hlm. 96-98.
[3] E.Mulyasa, Kurikulum
Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan implementasi,…hlm. 98-100.
[4] Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm.238
[5] E. Mulyasa, KurikulumBerbasisKompetensi:
Konsep, Karakteristik, danimplementasi,… hlm. 100-103.
[6] Abdul Majid, Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung:
Interes Media, 2014), hlm. 95
[7]Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar