POPULASI DAN SAMPEL DALAM
PENELITIAN KUANTITATIF
Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi
Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr.
H. Fatah Syukur, NC. M.Ag
Disusun
Oleh:
Sandi
Milzam Fortuna 123311037
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I.
PENDAHULUAN
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud
mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang
lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan
suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya.
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel penelitian. Kegiatan
penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan
sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga
yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan
sampel dari suatu populasi, disebut
sebagai penarikan sampel.
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki
karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain
objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen,
tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk
menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan
kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan
yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk
mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa
mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang
diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah
yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu
sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan
populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel
sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan
berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi
diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik
populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa
banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan
dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah ini membahas materi
mengenai populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa
yang dimaksud pengertian populasi dan sampel?
B. Apa
saja manfaat-manfaaat Sampel
C. Apa
saja teknik pengambilan sampel?
D. Bagaimana
Besarnya Sampel dalam penelitian?
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.[1]
Populasi di bedakan antara populasi secara umum dengan populasi target “target population”. Populasi target
adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita.
Populasi umum penelitian mungkin seluruh guru SMA negeri di Jawa Barat, tetapi
populasi targetnya adalah seluruh guru IPA SMA negeri di Jawa Barat. Hasil
penelitian kita tidak berlaku bagi guru-guru di luar IPA SMA negeri, seperti
guru Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dan lain sebagainya.
Menurut S. Margono, Populasi
adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan
manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran
populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia.
Populasi memiliki parameter
yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran
yang kita kenal antara lain: rata-rata bentengan, rata-rata simpangan,
variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi
adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.[2]
Data yang di gunakan dalam
penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel.
Populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke
dalam sifat berikut ini:
a.
Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang
unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu di persoalkan
jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat
golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter
itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun satu
botol hasilnya akan sama saja.
b.
Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi
yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu
di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam
kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.[3]
2. Sampel
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan
atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini
yang dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian,
tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan
memakan banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan
pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar
representasi atau yang mewakili seluruh populasi.
Dalam suatu penelitian yang
menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah
efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan
pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian
terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti
dalam suatu penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara
waktu, biaya
dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi (tingkat ketepatan) yang akan
diperoleh sebagai pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel
yang akan digunakan. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu
mewakili populasi dalam penelitian.
B. Manfaat-Manfaat Sampel
Populasi yang jumlahnya tidak
terlalu besar, sering juga diteliti secara keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun
kalau jumlah populasi besar, sebaiknya diambil sampel sebagai bahan kajian.
Karena meneliti sebagian saja sebagai sampel penelitian , mempunyai banyak
manfaat, yaitu:
1. Dapat
menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.
2. Meneliti
sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan meneliti populasi.
3. Data lebih
cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi secara keseluruhan.
4. Dapat
menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya dari seluruh
populasi. Misal: tinggi badan di kelas, rata-rata pendapatan petani, dan
lain-lain.
5. Dapat
menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi adalah ketepatan
yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
6. Sederhana
sehingga mudah dilaksanakan.
7. Dapat memberikan
keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.[4]
Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam
kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode
pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel yang
diobservasi maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu memberi
informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh
akan menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini agar
informasi yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan ketepatan
dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka data tersebut
haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya), representative
(mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan relevan
untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.
C. Teknik
Pengambilan Sampel
Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada tekniknya.
Menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan dapat mewakali populasi,
sehingga kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasi menjadi kesimpulan
populasi. Pada dasarnya ada dua teknik pengambilan sampel dari populasi yaitu :
1.
Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel.
a.
Simple Random Sampling
Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara
acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen
populasi memiliki peluang yang sama dan diketahui untuk terpilih sebagai
subjek.
Misalnya : “Populasi adalah siswa SD XX Jakarta yang berjumlah 500 orang,
jumlah sampel ditentukan dengan tabel solvin, dengan tingkat kesalahan sebesar
5 % sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 217. Jumlah sampel 217 ini
selanjutnya diambil secara acak tanpa memerhatikan kelas, usia, dan jenis
kelamin.
b.
Stratified Random Sampling
Teknik ini membantu menaksir parameter populasi
mungkin terdapat sub kelompok elemen yang bisa di identifikasikan dalam
populasi yang dapatdiperkirakan memiliki parameter yang berbeda pada suatu
variabel yang diteliti.
Misalnya populasi adalah mahasiswa fakultas
ekonomi perguruan tinggi X berjumlah 365. Peneliti membagi dua grup (pria dan
wanita), 146 mahasiswa (40%) dan 219 mahasiswi (60%) dari dua grup ini peneliti
mengambil 66 responden darimaha siswi (60%) dan 44 responden mahasiswa (40%)
c.
Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan
sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi.
Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 150. Dengan rumus
Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel
adalah 108. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi
dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing :
25
Produksi
: 85
Penjualan :
40
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut
ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan)
x jumlah sampel yang ditentukan
Marketing :
25 / 150 x 108 = 17,9 dibulatkan 18
Produksi :
85 / 150 x 108 = 61,19 dibulatkan 61
Penjualan :
40 / 150 x 108 = 28,79 dibulatkan 29
Sehingga
dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 18 + 61 + 29 = 108 sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah heterogen
(tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja sehingga
besaran sampel pada masing-masing strata atau kelompok diambil secara
proporsional untuk memperoleh besaran sampel pada masin-masing kelompok.
d.
Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip
dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas
populasi. Namun, ketidak proporsionalan penentuan sample didasarkan pada
pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional
pembagiannya.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata
berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya
sangat tidak seimbang yaitu :
SMP :
100 orang
SMA :
700 orang
DIII : 180 orang
S1 : 10 orang
S2 : 10 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang
(terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini
seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.
e.
Cluster Sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau
populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan
perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang
dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara
random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing daerah
tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling
mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.
Misalnya: Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar
mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh
Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi,
maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara
acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang
selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari
Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan
ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai
tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka
keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan
keseluruhan populasi secara keseluruhan.
2.
Non
Probabilty Sampel
Non Probabilty Sampel adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sempel.
Teknik sampel ini meliputi:
a.
Sampling
sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampil berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya, penelitian
tentang kinerja karyawan bagian marketing di suatu perusahaan. Maka kita buat
daftar nama karyawan lalu ambil sampel, misalnya berdasarkan no. Ganjil, no.
Genap, kelipatan 2,5 dan lain-lain.
b.
Sampling Kuota
Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang
memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Misalnya
akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar
guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan
masing-masing 10 siswa per sekolah.
c.
Sampling Insidential
Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa
saja yang kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok
dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.Misalnya
penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel ditentukan
berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut,
maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang
berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.
d.
Sampling Purposive
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti
permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka sampel ditentukan adalah
para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini.
Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang
diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di
bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif.
e.
Sampling Jenuh (Boring Sampling)
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya
dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih
senang menyebutnya total sampling.Misalnya akan dilakukan penelitian tentang
kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru
dijadikan sampel penelitian.
f.
Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil
kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti Multi Level Marketing….).
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A.
Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian terus berkembang pada
pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus berkembang sampai
ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti. Teknik
ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.[5]
D. BESARNYA SAMPEL
Besarnya sampel sebaiknya sebanyak
mungkin, semakin besar sampel yang diambil umumya akan semakin representatif
dari populasinya dan hasil penelitian lebih dapat digeneralisasikan. Masalah
besarnya sampel merupakan hal yang sulit untuk dijawab sebab terkadang
dipengaruhi oleh dana yang tersedia untuk melakukan penelitian. Hal yang paling
penting untuk diperhatikan ialah terdapat alasan yang logis untuk pemilihan
teknik sampling serta besarnya sampel dilihat dari sudut metodologi penelitian.
Dilihat dari subtansi tujuan
penarikan sampel yakni untuk memperoleh representasi populasi yang tepat, maka
besarnya sampel yang akan diambil perlu mempertimbangkan karakteristik populasi
serta kemampuan estimasi. Pertimbangan karakterisik populasi akan menentukan
teknik pengambilan sampel, ini dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan
bias, sementara kemampuan estimasi berkaitan dengan presisi dalam mengestimasi
populasi dari sampel serta bagaimana sampel dapat digeneralisasikan atas
populasinya. Upaya untuk mencapai presisi yang lebih baik memerlukan penambahan
sampel, seberapa besar sampel serta penambahannya akan tergantung pada variasi
dalam kelompok, tingkat kesalahan yang ditoleransi serta tingkat kepercayaan.
Cara menentukan jumlah elemen atau
anggota sampel dari suatu populasi sebagai berikut:
1.
Mengunakan Rumus Slovin.
n =
Jumlah elemen/anggota sampel
N = Jumlah elemen/anggota
populasi
e = Error level (tingkat kesalahan)
(catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1.
Catatan dapat dipilih oleh peneliti)
Misalnya:
Jumlah elemen populasi (N) = 200 orang, error levelyang ditetapkan oleh
peneliti 5% maka jumlah sampelnya:
2.
Mengunakan Interval Penaksiran
a.
Untuk menaksirkan parameter rata-rata
b.
Untuk menaksir parameter proporsi
3.
Menggunakan Pendekatan Isac Michel
a.
Untuk menaksirkan parameter rata-rata
Seorang mahasiswa akan menguji hipotesis yang
menyatakan bahwa indeks prestasi mahasiswa jurusan sosek yang berjumlah175 mahasiswa
adalah 2,7. Dari 30 sampel percobaan dapat diperoleh informasi bahwa standar
deviasi indeks prestasi mahasiswa adalah 0,25. Untuk menguji hipotesis ini
beberapa jumlah sampel yang diperlukan jika kita menginginkan tingkat keyakinan
sebesar 95 % dan error etimasi kurang dari 0,05?
b.
Untuk menaksir parameter proporsi
Seorang mahasiswa akan menguji hipotesis yang
menyatakan bahwa indeks prestasi mahasaiswa jurusan sosek yang berjumlah 175
mahasiswa. Berdsarkan penelitian pendahuluan diperoleh data proporsi mahasiswa
sosek menggunakan angkutan kota waktu pergi kuliah 40%. Berapa sampel yang
diperlukan jikadengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan derajat penyimpangan
sebesar 0,10?
IV.
ANALISIS
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali
kita dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang kurang dipahami. Populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga
benda-benda yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang
dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut. Bahkan satu orangpun dapat
digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai
karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain-lain.
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, hal ini dikarenakan adanya
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu sampel
yang akan diambil dari populasi harus betul-betul representatif (dapat mewakili)
atau dipertanggung jawabkan.
Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan
sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang
akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability
sampling dan non probability sampling.
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Sedangkan non probability sampling adalah
teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menentukan ukuran sampel
merupakan bagian dari teknik sampling, dimana jumlah anggota sampel sering
dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili
populasi adalah sama dengan populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati
populasi, maka peluang keselahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya
makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
V. KESIMPULAN
Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejal-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian.
Sampel
adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam
penelitian.
Manfaat
Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam kaitanya dengan
populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode pengambilan sampel yang
dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel yang diobservasi maupun
mewakili seluruh anggota populasi dan mampu memberi informasi yang terkait
dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku
bagi pengambilan keputusan.
Pada dasarnya ada dua teknik pengambilan sampel dari populasi yaitu :
1.
Probability sampling
a. Simple Random Sampling
b. Stratified Random Sampling
c. Proportionate Stratified
Random Sampling
d. Disproportionate Stratified
Random Sampling
e. Cluster Sampling
2.
Non
Probabilty Sampel
a.
Sampling
sistematis
b.
Sampling Kuota
c.
Sampling Insidential
d.
Sampling Purposive
e.
Sampling Jenuh (Boring Sampling)
f.
Snowball Sampling
VI. PENUTUP
Demikian
makalah yang telah saya susun, semoga bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan
pembaca pada umumnya. Saya menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.
[2]S.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan
(Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 118
[3]Mahmud,
Metode Penelitian Pendidikan (Bandung,
CV Pustaka Setia, 2011), hal. 154
[4] Masyhuri, Metode Penelitian,
Pendekatan Praktis dan Aplikatif. (Bandung, Refika Aditama, 2008). hal. 161
[5] Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014). hal 148-156
[6] Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014). hal. 157-158
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan,
Bandung, CV Pustaka Setia.
Margono. 2005. Metodologi Penelitian pendidikan,
Jakarta: PT Rineka Cipta
Masyhuri. 2008. Metode Penelitian, Pendekatan Praktis
dan Aplikatif, Bandung, Refika Aditama
Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
gambarnya tidak muncul
BalasHapusAlhamdulillah bermanfaat sekali tulisan ini. terima kasih banyak sobat.
BalasHapusjangan ragu ayo bermain di website kami pohon4d situs togel paling populer seindonesia
BalasHapus