Rabu, 10 Juni 2015

POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF



POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur, NC. M.Ag





Disusun Oleh:


Sandi Milzam Fortuna                        123311037



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015



I.        PENDAHULUAN
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya.
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode sensus. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel.
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.

II.     RUMUSAN MASALAH
A.      Apa yang dimaksud pengertian populasi dan sampel?
B.       Apa saja manfaat-manfaaat Sampel
C.       Apa saja teknik pengambilan sampel?
D.      Bagaimana Besarnya Sampel dalam penelitian?

III.  PEMBAHASAN
A.      Pengertian Populasi dan sampel
1.      Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.[1]
Populasi di bedakan antara populasi secara umum dengan populasi target “target population”. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi umum penelitian mungkin seluruh guru SMA negeri di Jawa Barat, tetapi populasi targetnya adalah seluruh guru IPA SMA negeri di Jawa Barat. Hasil penelitian kita tidak berlaku bagi guru-guru di luar IPA SMA negeri, seperti guru Matematika, Bahasa Inggris, PPKN, dan lain sebagainya.
Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.[2]
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel.
Populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke dalam sifat berikut ini:
a.         Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun satu botol hasilnya akan sama saja.
b.         Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.[3]

2.      Sampel
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, comotan atau mencomot yaitu mengambil sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang dimaksud dengan yang banyak adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi karena akan memakan  banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang benar-benar representasi atau yang mewakili seluruh populasi.
Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi (tingkat ketepatan) yang akan diperoleh sebagai  pertimbangan dalam menentukan metode pengambilan sampel yang akan digunakan. Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.

B.       Manfaat-Manfaat Sampel
Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar, sebaiknya diambil sampel sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian saja sebagai sampel penelitian , mempunyai banyak manfaat, yaitu:
1.    Dapat menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.
2.    Meneliti sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan meneliti populasi.
3.    Data lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi secara keseluruhan.
4.    Dapat menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya dari seluruh populasi. Misal: tinggi badan di kelas, rata-rata pendapatan petani, dan lain-lain.
5.    Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi adalah ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
6.    Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
7.    Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.[4]
Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini agar informasi yang diperoleh bisa memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya), representative (mewakili keadaan yang sebenarnya), variasinya kecil, tepat waktu dan relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

C.      Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada tekniknya. Menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan dapat mewakali populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasi menjadi kesimpulan populasi. Pada dasarnya ada dua teknik pengambilan sampel dari populasi yaitu :
1.      Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi sampel.
a.         Simple Random Sampling
Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek.
Misalnya : “Populasi adalah siswa SD XX Jakarta yang berjumlah 500 orang, jumlah sampel ditentukan dengan tabel solvin, dengan tingkat kesalahan sebesar 5 % sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 217. Jumlah sampel 217 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memerhatikan kelas, usia, dan jenis kelamin.

b.         Stratified Random Sampling
Teknik ini membantu menaksir parameter populasi mungkin terdapat sub kelompok elemen yang bisa di identifikasikan dalam populasi yang dapatdiperkirakan memiliki parameter yang berbeda pada suatu variabel yang diteliti.
Misalnya populasi adalah mahasiswa fakultas ekonomi perguruan tinggi X berjumlah 365. Peneliti membagi dua grup (pria dan wanita), 146 mahasiswa (40%) dan 219 mahasiswi (60%) dari dua grup ini peneliti mengambil 66 responden darimaha siswi (60%) dan 44 responden mahasiswa (40%)

c.         Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi.
Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 150. Dengan rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 108. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing       : 25
Produksi         : 85
Penjualan       : 40
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan
Marketing   : 25 / 150 x 108  = 17,9 dibulatkan 18
Produksi      : 85 / 150 x 108  = 61,19 dibulatkan 61
Penjualan    : 40 / 150 x 108  = 28,79 dibulatkan 29
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 18 + 61 + 29 = 108 sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah heterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja sehingga besaran sampel pada masing-masing strata atau kelompok diambil secara proporsional untuk memperoleh besaran sampel pada masin-masing kelompok.

d.        Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidak proporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :
SMP            : 100 orang
SMA           : 700 orang
DIII                        : 180 orang
S1                : 10 orang
S2                : 10 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.

e.    Cluster Sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.
Misalnya: Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.


2.      Non Probabilty Sampel
Non Probabilty Sampel adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sempel. Teknik sampel ini meliputi:

a.         Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampil berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya, penelitian tentang kinerja karyawan bagian marketing di suatu perusahaan. Maka kita buat daftar nama karyawan lalu ambil sampel, misalnya berdasarkan no. Ganjil, no. Genap, kelipatan 2,5 dan lain-lain.

b.         Sampling Kuota
Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah.

c.         Sampling Insidential
Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.


d.        Sampling Purposive
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif.

e.         Sampling Jenuh (Boring Sampling)
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih senang menyebutnya total sampling.Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.

f.          Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti Multi Level Marketing….). Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden terus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti. Teknik ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.[5]


D.      BESARNYA SAMPEL
Besarnya sampel sebaiknya sebanyak mungkin, semakin besar sampel yang diambil umumya akan semakin representatif dari populasinya dan hasil penelitian lebih dapat digeneralisasikan. Masalah besarnya sampel merupakan hal yang sulit untuk dijawab sebab terkadang dipengaruhi oleh dana yang tersedia untuk melakukan penelitian. Hal yang paling penting untuk diperhatikan ialah terdapat alasan yang logis untuk pemilihan teknik sampling serta besarnya sampel dilihat dari sudut metodologi penelitian.
Dilihat dari subtansi tujuan penarikan sampel yakni untuk memperoleh representasi populasi yang tepat, maka besarnya sampel yang akan diambil perlu mempertimbangkan karakteristik populasi serta kemampuan estimasi. Pertimbangan karakterisik populasi akan menentukan teknik pengambilan sampel, ini dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan bias, sementara kemampuan estimasi berkaitan dengan presisi dalam mengestimasi populasi dari sampel serta bagaimana sampel dapat digeneralisasikan atas populasinya. Upaya untuk mencapai presisi yang lebih baik memerlukan penambahan sampel, seberapa besar sampel serta penambahannya akan tergantung pada variasi dalam kelompok, tingkat kesalahan yang ditoleransi serta tingkat kepercayaan.

Cara menentukan jumlah elemen atau anggota sampel dari suatu populasi sebagai berikut:

1.         Mengunakan Rumus Slovin.
n        = Jumlah elemen/anggota sampel
N       = Jumlah elemen/anggota populasi
e        = Error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1. Catatan dapat dipilih  oleh peneliti)
Misalnya:
Jumlah elemen populasi (N) = 200 orang, error levelyang ditetapkan oleh peneliti 5% maka jumlah sampelnya:

2.         Mengunakan Interval Penaksiran
a.         Untuk menaksirkan parameter rata-rata
b.        Untuk menaksir parameter proporsi

3.      Menggunakan Pendekatan Isac Michel
a.         Untuk menaksirkan parameter rata-rata

Seorang mahasiswa akan menguji hipotesis yang menyatakan bahwa indeks prestasi mahasiswa jurusan sosek yang berjumlah175 mahasiswa adalah 2,7. Dari 30 sampel percobaan dapat diperoleh informasi bahwa standar deviasi indeks prestasi mahasiswa adalah 0,25. Untuk menguji hipotesis ini beberapa jumlah sampel yang diperlukan jika kita menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95 % dan error etimasi kurang dari 0,05?

b.        Untuk menaksir parameter proporsi

Seorang mahasiswa akan menguji hipotesis yang menyatakan bahwa indeks prestasi mahasaiswa jurusan sosek yang berjumlah 175 mahasiswa. Berdsarkan penelitian pendahuluan diperoleh data proporsi mahasiswa sosek menggunakan angkutan kota waktu pergi kuliah 40%. Berapa sampel yang diperlukan jikadengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan derajat penyimpangan sebesar 0,10?

 


IV.    ANALISIS
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang istilah-istilah ini ada yang kurang dipahami. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda yang lain.  Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut.  Bahkan satu orangpun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain-lain.
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.  Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.  Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.  Oleh karena itu sampel yang akan diambil dari populasi harus betul-betul representatif (dapat mewakili) atau dipertanggung jawabkan.
Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel.  Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan  dalam penelitian.  Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.  Sedangkan non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menentukan ukuran sampel merupakan bagian dari teknik sampling, dimana jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.  Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan populasi.  Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang keselahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

V.      KESIMPULAN
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejal-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.
Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode pengambilan sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel yang diobservasi maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu memberi informasi yang terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan menjadi bahan baku bagi pengambilan keputusan.
Pada dasarnya ada dua teknik pengambilan sampel dari populasi yaitu :
1.      Probability sampling
a.       Simple Random Sampling
b.      Stratified Random Sampling
c.       Proportionate Stratified Random Sampling
d.      Disproportionate Stratified Random Sampling
e.       Cluster Sampling
2.      Non Probabilty Sampel
a.       Sampling sistematis
b.      Sampling Kuota
c.       Sampling Insidential
d.      Sampling Purposive
e.       Sampling Jenuh (Boring Sampling)
f.       Snowball Sampling

VI.   PENUTUP
Demikian makalah yang telah saya susun, semoga bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan pembaca pada umumnya. Saya menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan.




[1] Sugiyono,  Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013). hal. 117
[2]S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 118
[3]Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), hal. 154
[4] Masyhuri, Metode Penelitian, Pendekatan Praktis dan Aplikatif. (Bandung, Refika Aditama, 2008). hal. 161
[5] Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014). hal 148-156
[6] Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014). hal. 157-158



DAFTAR PUSTAKA


Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, CV Pustaka Setia.
Margono. 2005. Metodologi Penelitian pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta
Masyhuri. 2008. Metode Penelitian, Pendekatan Praktis dan Aplikatif, Bandung, Refika Aditama
Noor, Juliansyah. 2014. Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

3 komentar:

  1. Alhamdulillah bermanfaat sekali tulisan ini. terima kasih banyak sobat.

    BalasHapus
  2. jangan ragu ayo bermain di website kami pohon4d situs togel paling populer seindonesia

    BalasHapus