PENGERTIAN KURIKULUM
DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
MAKALAH
Disusungunamemenuhitugas
Mata Kuliah: PengembanganKurikulum
DosenPengampu: Miswari
Disusunoleh :
Sandi
Milzam F. (123311037)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
I.
PENDAHULUAN
Kurikulum
memiliki kedudukan sentral dan strategis dalam seluruh proses
pendidikan.Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan unuk
tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai
instrumental input untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu pengembangan manusia
yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa. Keuikulum sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional harus mampu mengantarkan peseta didik menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat,
berilmu, cakap, keratif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab, tidak hanya sebagai mata pelajaranyang harus
dibelajarkan kepada peserta didik, melainkan sebagi aktivitas pendidikan yang
direncanakan untuk di alami dan diwujudkan dalam perilaku peserta didik.
Kurikulum
merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar dan mengajar didunia
pendidikan. Berhasil tidaknya suatu pendidikan, mampu tidaknya seornag anak
ddik dan pendidik dalam menyerap dan memberikan pengajaran, dan sukses tidaknay
suatu pendidikan itu dicapai tentu akan berpeluang kepada kurikulaum. Bila
kurikulumnya didesain dengan sistematis dan komprehensif serta integral dengan segala kebutuhan pengembangan
dan pembelajaran anak didik untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupannya,
tentu hasil atau output pendidikan itu pun akan mampu mewujudkan harapan. Tapi
bila tidak, kegagalan demi kegagalan akan terus membayangi dunia pendidikan.
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sisitem
pendidikan. Sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumus tentang tujuan yang harus
dicapai sehingga memperjelas area pendidikan, akan tetapi juaga memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa.
Kurikulum adalah program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan. Dalam
proses pelakasanaan Kurikulum dalam bentuk praktik pembelajaran dikelas, ada
kalanya terdapat masalah- masalah tersebut perlu segera diatasi dalam proses
pelaksanaan Kurikulum.
Kurikulum
sekolah dan madrasah merupakan instrument strategis untuk pengembangan manusia
yang berkualitas baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurikulum sekolah
dan madrasah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya pencapaian
tujuan sekolah atau madrasah dan tujuan pendidikan nasional.Perubahan dan
pembaharuan kurikulum harus menyesuaikan denga kebutuhan dan perkembangan
masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Banyak
orang menganggap kurikulum hanya berkaitan dengan bahan ajar, persoalan
kurikulum buan haya persoalan buku ajar akan tetapi banyak persoalan lain
termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, persoalan materi pelajran serta
persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu.
Pengembangan
Kurikulum merupakan keniscayaan bagi institusi pendidikan agar proses dan hasil
pendidikan tidak menyimpang denagn harapan dan mampu menjawab kebutuhan
masyarakat sesuai tuntutan zaman. Untuk mewujudkannya, pemangku kepentingan
pendidikan harus mematangkan Kurikulum sedemikian rupa sejak perencanaan,
implementasi, hingga evaluasi.Pada tahap perencanaan, pembuat Kurikulum
menetapkan keputusan yang ideal bagi guru dan peserta didik.Sementara bagaiman
mengejawantahkan perencenaan Kurikulum dalam tataran operasional nerupakan
titik tekan tahap implementasi Kurikulum.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Apakah
pengertian dari kurikulum?
B. Apa
pengertian dari pengembangan kurikulum?
C. Bagaimana
isi pengembangan kurikulum?
D. Bagaimana
fungsi kurikulum itu?
E. Bagaimana
langkah-langkah pengembangan kurikulum?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kurikulum
Untuk
mengetahui definisi kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, etimologis dan
terminologis.
Secara
etimologis, kurikulum diambil dari bahasa latin yang berarti berlari cepat,
menjalani suatu pengalaman yang tanpa henti, gelenggang dan lain-lain. Ada pula
yang mengatakan berasal dari bahasa yunani yang berarti: jarak yang harus
ditempuh.
Secara
terminologis, J. Galen Saylor dan Willian A. Alexander, dalam Nasution (2008),
memberikan pengertian kurikulum sebagai berikut: The Curriculum is the sum
total of school’s efforts to influence learning, whether in the classroom, on
the playground, or out of school. Jadi kurikulum merupakan segala usaha sekolah
secara keseluruhan untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas,
di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum.Dengan demikian
kurikulum disini termasuk juga kegiatan ekstra kurikuler.Ahli ini memberikan
pengertian kurikulum yang begitu luas, tidak hanya diartikan sebagai pengalaman
belajar yang berlangsung di dalam kelas saja tetapi termasuk aktivitas yang
berlangsung diluar kelas.[1]
Kurikulum
adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, social, olahraga dan
kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid didalam dan diluar
sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi
dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Dari
definisi yang disampaikan diatas, langgulung berkesimpulan bahwa : kurikulum
itu mempunyai empat unsur atau aspek utama yaitu :
a. Tujuan-tujuan
yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih tegas lagi orang yang
bagaimana yang ingin kita bentuk melalui kurikulum itu?
b. Pengetahuan
(knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas-aktifitas dan
pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang bisa disebut mata
pelajaran
c. Metode
dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan mendorong
murid-murid belajar dan membawa mereka kearah yang dikehendaki oleh kurikulum.
d. Metode
dan cara penilaian yang dipergunakan untuk mengukur dan menilai kurikulum dan
hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum.[2]
Menurut undang-undang nomer 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional di katakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahanpelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan balajar mengajar. Yang
dimaksud isi dan bahan pelajaran itu sendiri adalah susunan dan bahan kajian
dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan kegiatan suatu pendidikan
yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan Nasional.[3]
Harold
B. Albertycs (1965), dalam Nasution (2008) memberikan pengertian kurikulum
sebagai “all of activities that are provided for students by the school”. Ahli
ini memberikan pengertian kurikulum
tidak terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi juga meliputi semua kegiatan,
di dalam dan diluar kelas, yang diberikan oleh sekolah dan berada dibawah
tanggungjawab sekolah. Pengertian ini memandang adanya manfaat kegiatan dan
pengalaman siswa di luar mata tradisional.
Dalam pengertian ini memberikan makna yang singkat dan jelas mengenai
peran kurikulum yang begitu luas, tidak hanya kegiatan didalam kelas akan
tetapi mencakup semua kegiatan yang diikuti siswa. Selanjutnya Saylor Alexander
Lewis (1974) meninjau pengertian kurikulum sebagai suatu sistem.
Dengan
menggunakan pengertian kurikulum sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa dalam
pengembangan kurikulum mengikuti empat komponen, yaitu tujuan yang ingin
dicapai, pengalaman belajar yang dianggap efektif, dan pengorganisasian
pengalaman belajar serta penilaian untuk mengetahui sejauhmana tujuan yang
telah ditentukan dapat dicapai.
Kurikulum
ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang
dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.Dan juga dari
pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa istilah kurikulum memiliki
enam dimensi pengertian, yaitu :[4]
1. Pengertian
kurikulum dihubungkan dengan dimensi ide.
Dimensi kurikulum sebagai suatu ide,
biasanya dijadikan langkah awal dalam pengembangan kurikulum, yaitu ketika
melakukan studi pendapat. Dari sekian banyak ide-ide yang berkembang dalam
studi pendapat tersebut, maka akan dipilih dan ditentukan ide-ide mana yang
dianggap paling kreatif, inovatif, dan konstruktif sesuai dengan visi-misi dan
tujuan pendidikan nasional.[5]Pengertian
kurikulum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide pada dasarnya mengandung
makna bahwa kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam
pengembangan kurikulum selanjutnya.
2. Pengertian
kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana
Makna dari dimensi kurikulum ini adalah
sebagai perangkat rencana dan cara men-gadminstrasikan tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan tertentu.
3. Pengertian
kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas
Pengertian kurikulum sebagai dimensi
aktivitas memandang kurikulum merupakan segala aktivitas dari guru dan siswa
dalam proses pembelajaran di sekolah.
4. Pengertian
kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil
Definisi kurikulum sebagai dimensi hasil
memandang kurikulum itu sangat memerhatikan hasil yang akan dicapai oleh siswa
agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjadi tujuan dari
kurikulum tersebut.
5. Pengertian
kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu
Sebagai suatu disiplin ilmu berarti
kurikulum memiliki konsep, prinsip, prosedur, asumsi dan teori yang dapat
dianalisis dan dipelajari oleh pakar kurikulum, peneliti kurikulum, guru atau
calon guru, kepala sekolah, pengawas atau tenaga kependidikanlainnya yang ingin
mempelajari tentang kurikulum. Tujuan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu
adalah untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.
6. Pengertian
kurikulum sebagai suatu system
Sistem kurikulum merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari sistem pendidikan, sistem persekolaan, dan system
masyarakat. Suatu system kurikulum disekolah merupaan system tentang kurikulum
disekolah, merupakan system kurikulum apa yang akan disusun dan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan. Lebih jauh lagi
dapat dikatakan bahwa sistem kurikulum mencakup tahap-tahap pengembangan
kurikulum itu sendiri, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum,
evaluasi kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.[6]
B.
Pengertian
pengembangan kurikulum
Pengembangan
kurikulum terdiri dari 2 kata yaitu Pengembangan dan kurikulum. Pengembangan
menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Istilah pengembangan
menunjukkan pada suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu alat atau cara yang
baru, dimana dalam kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat
atau cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah penyempurnaan alat dipandang
cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan
tersebut.
Sedangkan
kurikulum secara etimologi, berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yan berarti
berlari dan currere yang berarti tempat berpacu. Dengan demikian istilah
kurikulum berasal dari dunia olahraga yunani kuno yang mengandung pengertian
jarak yang hars ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish.[7]Selanjutnya,
istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan
makana sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan.
Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat materi
pendidikan dan pengajaran yang diberiakan kepada murid sesuai dengan tujuan
pendidikan yang akan dicapai.
Pengembangan
kurikulum, sebenarnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.Ia sebagai instrument yang membantu praktisi pendidikan untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. Caswell mengemukakan
bahwa pengembangan kurikulum merupakan alat untuk membantu guru melakukan
tugasnya mengajar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengembangan kurikulum
merupakan proses yang terus berkelanjutan dan proses siklus (pada
perubahan-perubahan tujuan, isi, kegiatan, dan evaluasi) yang terus menerus
sejalan dengan perkembangan dan tuntutan perubahan masyarakat.[8]
Menurut
David Pratt Pengembangan kurikulum adalah proses atau kegiatan yng disengaja
dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses
dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru disekolah. Sedangkan menurut Seller
dan Miller mengemukakan proses Pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan terus menerus yang dimulai dari menentukan orientasi kurikulum.
Pada dasarnya Pengembangan kurikulum ialah
mengarahkan kurikulum sekarang ketujuan pendidikan yang diharapkan karena
adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau
dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa
depannya dengan baik. Oleh karena itu
Pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan aplikatif.
Dengan kata lain Pengembangan kurikulum merupakan
perubahan dari satu kurikulum ke kurikulum lain. Misalnya dari kurikulum KTSP
menuju kurikulum 2013.[9]
C.
Isi
pengembangan kurikulum
Ada
dua hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan isi kurikulum.pertama, isi
kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar dan mengajar. Bahan
itu tidak hanya berisikan informasi factual, tetapi juga mencakup pengetahuan,
keterampilan, konsep-konsep, sikap, dan nilai.Beberapa ahli yakin bahwa
beberapa isi memiliki nilai-nilai intrinsic yang dapat dipelajari demi
kepentingannya sendiri. Namun, pendirian lain menyatakan bahwa isi memiliki
nilai jika hal itu dapat digunakan. Kedua, dalam proses belajar
mengajar, dua elemen kurikulum yaitu isi dan metode, berinteraksi secara konstan. Isi menjadi signifikan jika
ditransmisikan kepada anak didik dalam beberapa hal dan cara, dan itulah yang
disebut metode atau pengalaman belajar mengajar.
Hubungan
antara isi dan metode sangatlah dekat, tetapi ketika keduanya dipisahkan
menjadi elemen-elemen kurikulum, masing-masing dapat nilai dengan kriteria yang
berbeda. Kita harus memilih satu kriteria, meski akan lebih memuaskan jika
dipilih semua, namun itu bukan pola pembelajaran yang efektif. Hal sama juga
berlaku bagi pemilih metode yang efektif namun tidak bisa menggunakan isi
dengan signifikan tidak bisa menghasilkan manfaat dalam proses belajar. Baik
isi maupun metode harus signifikan sehingga hasil dari belajar efektif bisa
diraih dengan baik.[10]
D.
Fungsi
Kurikulum
Fungsi
kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah sebagai alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran, yang dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disebut
sebagai standar kompetensi. Kompetensi itu meliputi antara lain kompetensi
lintas kurikulum, kompetensi lulusan, kompetensi mata pelajaran dan kompetensi
dasar. Kurikulum merupakan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang akan
diselenggarakan oleh sekolah bagi sekolah yang berada dilevel bawahnya atau
dilevel atasnya, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian, menjaga kesinambungan dan dapat menghindari
keterulangan, baik dari sisi materi, kegiatan pembelajaran maupun komponen lain
dalam proses dan system belajar mengajar. Bagi masyarakat kurikulum dapat
berfungsi sebagai acuan dalam mengevaluasi proses dan output yang dihasilkan
oleh kurikulum tertentu, sehingga masyarakat dapat bekerjasama dan memberi
masukan untuk mengembangkan dan memperbaiki kurikulum dimasa depan, yang sesuai
dengan kehendak dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna (user dan atau
stake holders).[11]
Dalam
aktifitas belajar mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial, karena dengan
kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat. Namun demikian, disamping
kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai fungsi-fungsi lain
yaitu :
1. Fungsi
Kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan
Kurikulum pada suatu sekolah merupakan
suatu alat atau usaha mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah
tertentu yang dianggap cukup tepat dankrusial untuk dicapai, sehingga salah
satu langkah yang dapat dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama
ini digunakan oleh sekolah bersangkutan.
2. Fungsi
kurikulum bagi anak didik
Kurikulum yang telah tersusun dengan
baik sebagai organisasi pembelajaran merupakan persiapan bagi individu peserta
didik. Artinya peserta didik akan mendapatkan pengetahuan bbaru, program baru,
dan pengalaman baru yang diharapkan dapat dikembangkan secara maksimal seiring
dengan perkembangan anak, agar memiliki bekal yang kokoh untuk menghadapi masa
depannya.
3. Fungsi
kurikulum bagi pendidik
Fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik
adalah :Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisai pengalaman belajar para
peserta didik, dan Pedoman untuk evaluasi terhadap perkembangan peserta didik
dalam rangka menyerap sejumlah pendidikan yang diberikan.Dengan adanya
kurikulum, tugas guru atau pendidik sepagai pengajar dan pendidik lebih terarah.
Pendidik juga salah satu faktor yang sangat menentukan dan sangat penting dalam
proses pendidikan, dan merupakan salah satu komponen yang berinteraksi secara
aktif dengan peserta didik dalam pendidikan.[12]
4. Fungsi
kurikulum bagi kepala sekolah atau Pembina sekolah
Kepala sekolah merupakan administrator
dan supervisor yang mempunyai tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi
kurikulum bagi kepala sekolah dan para pembinanya adalah :
a.
Sebagai pedoman dalam
mengadakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi
belajar.
b.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi
supervise dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah
yang lebih baik.
c.
Sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervise dalam memberikan bantuan kepada guru atau pendidik agar
dapat memperbaiki situasi mengajar.
d.
Sebagai seorang
administrator, menjadi kurikulum sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum
pada masa mendatang.
e.
Sebagai pedomann untuk
mengadakam evaluasi atas kemajuan belajar mengajar.
5.
Fungsi kurikulum bagi
pengawas (supervisor)
Bagi pengawas, fungsi kurikulum
dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam menetapkan bagiannama
yang memerlukan perbaika dan penyempurnaan dalam usaha pelaksanaan fungsinya
apabila ia memenuhi kurikulum.Bagi
pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan
supervise. Dengan demikian, dalam proses pengawasan para pengawas akan dapat
menentukan apakah program sekolah dan madrasah termasuk pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum
atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat memberikan
saran perbaikan.
Dalam rangka pengembangan kurikulum di
sekolah dan di madrasah sesuai menejemen
berbasis sekolah dan madrasah diserahkan kepada kepala sekolah dan
madrasah masing-masing. Dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum disatuan pendidikan baik sekolah maupun
madrasah, pengawas sekolah dan madrasah memiliki fungsi :
a.
Membimbing guru dalam
menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah dan di madrasah yang sejenis berdasarkan standar isi, standar
kompetensi, dan kompetensi isi.
b.
Membimbing guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.[13]
6.
Fungsi kurikulum bagi
orang tua
Fungsi
Kurikulum bagi orang tua adalah agar dapat memberikan bantuan kepada pihak
sekolah untuk dapatnya mencapai target kurikulumyang telah dicanangkan oleh
pihak sekolah. Bantuan tersebut bisa berupa informasi mengenai cara belajar
anak, keadaan lingkungan anak, kesehatan anak, maupun gejala-gejala yang tidak
wajar yang dilakukan oleh anak-anak.
7.
Fungsi bagi masyarakat
dan pemakai lulusan sekolah
Fungsi
kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan adalah agar mereka dapat
memberikan kontribusi dalam memperlancar jalannya proses pembelajaran, yang
membutuhkan kerjasama dengan masyarakat. Masyarakat juga dapat memberikan
kritik dan saran kontruktif untuk menyempurnakan program pendidikan sekolah.[14]
8.
Fungsi kurikulum bagi
sekolah tingkat diatasnya
Fungsi
kurikulum bagi sekolah tingkat diatasnya adalah untuk mengontrol atau
memelihara keseimbangan proses pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum
sekolahpada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat diatasnya dapat
mengadakan penyesuaian.Penyesuaian tersebut bertujuan untuk menghindari
pengulangan penyampaian dan enghindari pemborosan waktu.Yang lebih penting lagi
adalah untuk menciptakan kurikulum yang berkesinambungan dari pendidikan dasar
sampai perguruan tinggi.Selain itu, dapat juga kurikulum yang berfungsi untuk
menyiapkan tenaga pengajar. Bila suatu sekolah berfungsi menyiapkan tenaga
pendidik bagi sekolah yang berada dibawahny, maka sekolah tersebut perlu
mengetahui kurikulum sekolah yang berada
dibawah tersebut.[15]
Disamping
fungsi diatas, kurikulum juga memiliki fungsi lain sebagaimana dikemukakan
Alexander Inglis dalam bukunya” Principle of Secondary Education (1981)”
sebagai berikut :
a.
Fungsi penyesuaian
Anak
didik perlu diarahkan melalui program pendidikan agar dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat. Artinya, sebagai anggota masyarakat, individu
mengemban tugas utama dalam mengemban tugas utama dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari sehingga ia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat
secara menyeluruh, yang mana masyarakat itu selalu berubah dan dinamis.
b.
Fungsi pengintegrasian
Implikasinya,
anak didik menjadi bagian integral dari masyarakat dimanapun berada. Kurikulum
diharapkan mampu mempersiapkan anak didik agar mampu mengintegrasikan diri
dalam masyarakat dengan pengetaghuan, keterampilan, dan cara berpikir yang
memiliki, sehingga ia dapat berperan dan memberi kontribusi kepada masyarakat.
c.
Fungsi perbedaan
Fungsi
kurikulum sebagai pembeda dapat memberikan pelayanan kepada anak didik sebagai
anggota (calon anggota) masyarakat sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang
dimilikinya., dengan tidak mengabaikan solidaritas social masyarakat. Hal ini
dapat dimulai degan memprogram kurikulum pendidikan yang relevan dan
mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar yang mendorong anak didik (yag
berbeda-beda tersebut) untuk berpikir kreatif, kritis, berorientasi kedepan,
sehingga dapat berguna nantinya dalam kehidupan masyarakat.
d.
Fungsi persiapan
Kurikulum
berfungsi mempersiapkan anak didik agar mampu melanjutkan ustudi lebih lanjut
ntuk suatu jangkauan yang lebih jauh, apakah anak didik melanjutkan kesekolah
yang lebih tinggi atau persiapan untuk belajar dimasyarakat seandainya ia tidak
mungkin melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Keberadaan
kurikulum untuk mempersiapkan anak didik dalam memasuki dunia kerja juga
menjadi perhatian para pengembang (developers) kurikulum.karena
kurikulum mempunyai fungsi persiapan bagi anak didik.
e.
Fungsi pemilihan
Fungsi
kurikulum adalah diferensiasi, yakni memberikan pelayanan kepada anak didik
sesuai dengan perbedaan-perbedaan yang ada pada dirinya.Antara keberadaan
diferensiasi dengan pemilihan (seleksi) merupakan dua hal yang erat sekali
hubungannya.
Hal
ini memberikan kesempatan bagi anak didik dalam memilih apa yang diinginkan dan
menarik minatnya. Karenanya, dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut,
kurikulum perlu disusun secara luas serta bersifat fleksibel dan luwes.Selain
itu, kurikulum hendaknya dapat memberikan pemilihan yang tepat sesuai dengan
minat dan kemampuan peserta didik.
f. Fungsi
diagnostic
Fungsi
diagnosis adalah agar siswa dapat mengadakan evaluasi kepada dirinya dan
menyadari semua kelemahan dan kekuatan diri sehingga dapat memperbaiki dan
mengembangkannya sesuai dengan kemampuan yang ada, yang pada akhirnya dapat
berkembang secara maksimal dalam masyarakat. Hal ini relevan dengan fungsi
pendidikan islam, yakni menanamkan nilai-nilai ilahi pada peserta didik.[16]
E.
Langkah-langkah
pengembangan kurikulum
Menurut
Ralph Tyler, 1970 ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses
pengembangan kurikulum dan pembelajaran yaitu pengertian kurikulum dinyatakan
dalam yaitu: pertama, Tujuan pendidikan manakah yang ingin dicapai oleh
sekolah atau satuan pendididikan?; kedua, Pengalaman pembelajaran
seperti apa yang diberikan kepada peseta didik yang diperkirakan akan dapat
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan?; ketiga, Bagaimana
pengalaman belajar diorganisasikan atau dikelola secara efektif?; dan keempat,
Bagaimana cara menentukan bahwa tujuan-tujuan dapat dicapai?.
Proses
pengembangan kurikulum menurut Hamid Hasan haruslah meliputi tiga dimensi
kurikulum yaitu kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, kurikulum
sebagai proses.Ketiga dimensi kurikulum ini saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya. Kurikulum sebagai proses dilaksanakan dengan berbagai
kebijakan kurikulum. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan operasionalisasi
kurikulum sebagai ide dan kurikulum sebagai dokumen. Keseluruhan proses atau
langkah-langkah dalam pengembangan dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :
"Bagan
langkah-langkah/Proses Pengembangan Kurikulum”
Bagan
tersebut menggambarkan bahwa kegiatan pengembangan kurikulum itu harus dimulai
dari perencanaan. Dalam menyusun perencanaan tersebut didahului oleh ide-ide
yang akan dituangkan dan dikembangkan dalam program. Ide-ide tersebut berkenaan
dengan penentuan filosofi kurikulum, model kurikulum kurikulum yang digunakan,
pendekatan dan teori belajaryang digunakan dan model evaluasi pembelajaran yang
dipilih. Ide-ide tersebut dapat berasal dari:
a. Visi
yang dicanangkan
b. Kebutuhan
siswa, masyarakat, pengguna kelulusan (stakeholders) dan kebutuhan untuk study
lanjut.
c. Hasil
evaluasi kurikulum sebelumnya dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan da
teknologi serta kemajuan zaman.
d. Pandangan-pandangan
para ahli/ pakar berbagai bidang
e. Kecenderungan
era globalisasi yang menuntut seseorang harus memiliki etos belajar sepanjang
hayat, melek social, politik, ekonomi dan teknologis.
Kelima hal diatas kemudian diramu
sedemikian rupa untuk dikembangkan dalam program atau kurikulum sebagai dokumen
yang antara lain berisi informasi dan jenis dokumen yang akan dihasilkan,
bentuk atau format silabus dan komponen-komponen kurikulum yang harus
dikembangkan.segala sesuatu yang tertuang dalam dokumen tersebut kemudia
dikembangkan dan disosialisasikan dalam proses implementasinya, yang bias saja
berupa pengembangan kurikulum dalam bentuk rencana pembelajaran, proses
pembeljaran didalam/luarr kelas serta evalusi pembelajaran , sehingga akan
diketahui tingkat efektifitas dan efesiensinya. Dari evaluasi ini akan
diperoleh umpan balik yang dapat digunakan dalam penyempurnaan kurikulum
berikutnya. Dengan demikian proses pengembangan kurikulum diawali perencanaan
kemudian pelaksanaan, dan terakhir adalah evaluasi.[17]
IV.
KESIMPULAN
Dari pendapat tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa istilah kurikulum memiliki enam dimensi
pengertian, yaitu : Pengertian kurikulum dihubungkan dengan dimensi ide, Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi
rencana, Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktivitas, Pengertian
kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil, Pengertian kurikulum sebagai suatu
disiplin ilmu, Pengertian kurikulum sebagai suatu system. Dan juga Kurikulum
ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang
dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Pada
dasarnya Pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ketujuan
pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya
positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar
peserta didik dapat menghadapi masa depannya
dengan baik. Oleh karena itu Pengembangan kurikulum hendaknya bersifat
antisipatif, adaptif, dan aplikatif. Dengan kata lain Pengembangan kurikulum
merupakan perubahan dari satu kurikulum ke kurikulum lain. Misalnya dari
kurikulum KTSP menuju kurikulum 2013.
Ada
dua hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan isi kurikulum.pertama, isi
kurikulum didefinisikan sebagai bahan atau materi belajar dan mengajar. Dan Kedua,
dalam proses belajar mengajar, dua elemen kurikulum yaitu isi dan metode,
berinteraksi secara konstan.
Dalam
aktifitas belajar mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial, karena dengan
kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat. Namun demikian, disamping
kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai fungsi-fungsi lain
yaitu : Kurikulum dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, Fungsi kurikulum bagi
pendidik, Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah atau Pembina sekolah, Fungsi
kurikulum bagi pengawas (supervisor), Fungsi kurikulum bagi orang tua, Fungsi
kurikulum bagi sekolah tingkat diatasnya, Fungsi bagi masyarakat dan pemakai
lulusan sekolah, kurikulum
juga memiliki fungsi lain sebagaimana dikemukakan Alexander Inglis dalam
bukunya” Principle of Secondary Education (1981)” sebagai berikut :
Fungsi penyesuaian, Fungsi pengintegrasian, Fungsi perbedaan, Fungsi persiapan,
Fungsi pemilihan, Fungsi diagnostic.
Proses
pengembangan kurikulum menurut Hamid Hasan haruslah meliputi tiga dimensi
kurikulum yaitu kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, kurikulum
sebagai proses.Ketiga dimensi kurikulum ini saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lainnya.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah
sendiri. Dan semoga apa yang telah kita diskusikan menambah rasa puji syukur
kita kepada Allah swt yang telah memberikan kita akal pikiran sehingga kita
dapat mempelajari apa yang di ciptakan-NYA. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki makalah ini dan makalah-makalah
selanjutnya.
[1]Mahfud
Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam : Filsafat dan Pengembangan, (Semarang :
RaSAIL Media Group, 2010) hlm. 108
[2]
Mahfud Junaedi, Ilmu Pendidikan Islam : Filsafat dan Pengembangan, hlm.
110-111
[3] Hendyat Soetopo, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum (Jakarta:
Bumi Aksara, 1993), hlm. 8
[4]
Asep Herry Hermawn, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta :
Universitas Terbuka, 2008) hlm. 4
[5]
Zainal Arifin, Konsep dan Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya Offset, 2012), hlm. 9.
[6]
Zainal Arifin, Konsep dan Pengembangan Kurikulum, hlm. 11-12
[7]
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2013) hlm. 206
[8]
Sa’dun Akbar dan Hadi SRiwiyana, Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Social (IPS), (Yogyakarta : Cipta Media, 2010) hlm. 20
[9]
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2010) hlm.
32-33
[10]
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, hlm. 189
[11]Muhammad
Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta : Teras, 2009) hlm 8-9
[12]Muhammad
Zaini, Pengembangan Kurikulum, hlm. 10-11
[13]
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2013) hlm. 28-29
[14]Muhammad
Zaini, Pengembangan Kurikulum, hlm.12-13
[15]
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, hlm. 30
[16]Abdullah
Idi,Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, hlm. 211-216
[17]Muhammad
Zaini, Pengembangan Kurikulum, hlm. 16-19
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Sa’dun,
dan Sriwiyana, Hadi.
Pengembangan Kurikulum
Dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Social (IPS), Yogyakarta: Cipta
Media, 2010.
Arifin, Zainal. Konsepdan Pengembangan Kurikulum,
Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Offset, 2012.
Herry, Asep, Hermawan. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.
Hidayat, Sholeh.
Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya,
2013.
Idi, Abdullah.
Pengembangan Kurikulum TeoridanPraktek, Yogtakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013.
Junaedi, Mahfud. Ilmu Pendidikan Islam: Filsafat dan Pengembangan, Semarang:
RaSAIL Media Group, 2010.
Sanjaya,Wina. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
2010.
Soetopo, Hendyat. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Jakarta:
Bumi Aksara, 1993.
Zaini, Muhammad.
Pengembangan Kurikulum,
Yogyakarta: Teras,
2009.
trimakasih atas infonya....
BalasHapusminta izin copas buat tugas ya... sukses selalu....
Sangat bagus terimakasih ilmunya. Mohon izin copas ya buat ngejain tugas.
BalasHapusMntapp
BalasHapusMakasih kak izin copas yaa
BalasHapus